Liputan6.com, Banyumas - Festival Serayu Banyumas atau biasa juga disebut festival perahu pasir kembali digelar di kawasan Bendung Gerak Serayu, 11-12 Agustus 2018. Sesuai tajuknya, festival perahu pasir, tahun ini atraksi utamanya tetap balap perahu pasir dan karnaval perahu hias.
Namun, panitia juga menyisipkan sejumlah agenda kekinian, untuk perhelatan tahunan yang kini telah memasuki tahun ke-10. Agenda ini terutama menyasar generasi Millenial.
Tentu, tujuan akhir bukan sekadar meriahnya acara dengan terlibatnya generasi muda. Lebih dari itu, kampanye pelestarian Sungai Serayu menjadi agenda besar yang terbalut dalam nuansa wisata.
Ini senada dengan tema Festival Serayu Banyumas tahun ini, "Merajut Tepian Serayu". Secara filosofis, maknanya adalah pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air yang melibatkan banyak pihak, meliputi pemerintah, masyarakat, hingga pelaku wisata.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Panitia Festival Serayu, Imam Basroil mengatakan, di luar agenda utama festival perahu yakni balap perahu pasir dan karnaval perahu hias, panitia juga mengagendakan seumlah lomba. Di antaranya lomba foto on the spot.
Selain itu, ada ula lomba foto selfie Instagram, pameran kuliner, lomba melukis untuk pelajar SMP se Banyumas, hiburan kesenian dan Nomads Camp pegiat komunitas kreatif Banyumas.
"Selama dua hari nanti ada stand kuliner, pertunjukan kentongan, ebeg dan lainnya," dia menambahkan, dalam keterangan tertulisnya.
Sehari menjelang hari H, panitia kelar persiapan akhir. Stan-stan disiapkan, lapangan parkir juga digarap. Dia menjamin seluruhnya sudah siap menampung ribuan pengunjung pada hari H Festival Serayu Banyumas Sabtu dan Minggu.
Kelestarian Sungai Serayu untuk 1.000 Tahun Lagi
Untuk memaksimalkan promosi, tahun ini panitia menggandeng pegiat komunitas media sosial dan media massa. Tahun ini panitia juga memasang sebanyak 27 baliho Festival Serayu di sejumlah titik strategis di Banyumas dan kabupaten tetangga.
"Hasil evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya, sebagian besar masyarakat kurang mengetahui informasi tentang festival ini. Sebab, baliho hanya terpasang di sekitar arena saja,” ucapnya.
Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS), Eddy Wahono mengungapkan, ide Festival Serayu dilatarbelakangi keinginan untuk mengubah mata pencaharian masyarakat yang bergantung dari aktivitas menambah pasir menjadi pelaku pariwisata.
Menurut dia, penambangan pasir berlebih, apalagi sampai melibatkan mesin sedot dikhawatirkan menyebabkan degradasi kualitas Sungai Serayu sebagai sungai penting yang melintas di empat kabupaten ini.
Serayu, telah memunculkan budaya sungai hingga pesisir lantaran muaranya di laut selatan. Ekosistem yang terjaga akan membuat adat kebiasaan di sekitar Sungai Serayu lestari sepanjang masa.
Eddy juga berharap ada perubahan mata pencaharian masyarakat bantaran Sungai Serayu, yang tadinya mengandalkan penambangan pasir dan perikanan menjadi pelaku wisata dengan perspektif ekologi.
"Diharapkan seluruh elemen mendukung gerakan pelestarian Sungai Serayu," Eddy menambahkan.
Advertisement