Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution menargetkan 60 persen dari total pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi-JK selesai di 2019. Sementara sisanya masih akan terus dikerjakan, salah satunya pengerjaan waduk.
"Mungkin sampai 2019 pasti lebih banyak menurut saya, kalau dihitung dari 2016, karena 2015 baru mulai. Sekitar 40 persen ditambah 20 persen ke depan," ujar Menko Darmin di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
"Tidak berarti itu (pengerjaan infrastruktur) tidak selesai. Tapi belum selesai karena bangun waduk tidak bisa 3 tahun, mungkin 5 tahun atau 6 tahun," sambungnya.
Darmin Nasution mengatakan, proyek terbanyak yang sudah rampung adalah non Proyek Strategis Nasional (PSN). Sementara, PSN pengerjaan umumnya bersifat jangka panjang namun tidak didanai oleh Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN).
"Kalau non PSN biasanya enggak lama. Yang multinyears tidak banyak. Hanya minoritas saja yang multiyears. Banyak kemudian langsung selesai tahun itu lebih banyak. Kemudian sisanya dalam 2 atau 3 tahun. Tapi kalau PSN hampir selalu multiyears walaupun bukan APBN," ujar dia.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Bangun Infrastruktur, Industri Alas Kaki RI Makin Bergeliat
Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengatakan proyek infrastruktur yang digalakkan pemerintah berdampak positif bagi perkembangan industri alas kaki dalam negeri. Pasalnya, pembangunan infrastruktur seperti jalan, turut diikuti dengan bertumbuhnya pusat-pusat produksi alas kaki yang baru.
"Sepatu kuat di daerah Banten, ya Tangerang. Dalam tiga tahun terakhir, sekarang ke Jawa tengah, kedua Jawa Timur. Banten menurun, posisi dua itu Jawa Tengah, lalu Jawa Timur," ungkap Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko dalam Konferensi Pers, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 3 Mei 2018.
"Infrastruktur yang ada mendukung. Dulu ke Jepara, sampai 5 jam, sekarang bisa 3 jam, sekarang kalau sudah sampai Jawa," kata dia.
Pembangunan infrastruktur ini, kata Eddy pun menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Sekarang ini optimisme dari investor juga baik. Mereka katanya lebih pasti. Infrastruktur bagus pabrik ada di mana pun bisa diakses," ujar Eddy.
Dengan demikian, daerah penghasil alas kaki yang selama ini terpusat di satu daerah, yakni Banten dengan sendirinya menyebar dan mendorong perekonomian di daerah-daerah lain.
"Jepara sudah ada dua pabrik. Produksi Adidas. Kalau ada dua macam ini bahan baku akan pindah. Industri pendukung akan pindah. Daerah lain (yang industri alas kakinya mulai tumbuh) Brebes, Sleman, Nganjuk, Probolinggo, Lasem Tuban," paparnya.
Meskipun demikian, kata dia pihaknya belum menargetkan pertumbuhan industri alas kaki, khususnya nilai ekspor yang terlalu bombastis di 2018.
"Kita tidak muluk-muluk. Sebesar 5 miliar Euro akan kita akan capai. Tujuan ekspor kita, ke Eropa 31 persen, ke Amerika Serikat 27,4 persen," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement