Kendaraan Tambang Adaro Lebih Dulu Tenggak Solar Campur 20 Persen Minyak Sawit

Pemerintah baru akan mewajibkan pencampuran 20 persen minyak sawit dengan solar pada 1 September 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Agu 2018, 17:07 WIB
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Liputan6.com, Tanjung Tabalong - PT Adaro Energy Tbk telah terlebih dulu menggunakan campuran solar dengan minyak sawit‎ sebesar 20 persen (B20), sebagai bahan bakar kendaraan operasional di pertambangannya.

Sementara, pemerintah baru akan mewajibkan pencampuran 20 persen minyak sawit dengan solar pada 1 September 2018.

Supervisor Biofuel Adaro Energy, Kharis Pujiono mengatakan, Adaro‎ telah berinisiatif melakukan uji coba pencampuran minyak solar dengan kelapa sawit, untuk dua unit alat berat yang dioperasikan di lokasi pertambangan batu bara Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan.

"Untuk uji coba kita bekerjasama dengan Komatsu dan United Tractor," kata dia di lokasi Pertambangan Adaro, Tanjung Tabalong, ‎Jumat (10/8/2018).

Menurut Kharis, Adaro telah memiliki fasilitas pencampuran minyak sawit dengan solar atau biofuel plan berkapasitas 5.500‎ liter per hari.  Kebutuhan kendaraan berat yang menggunakan campuran 20 persen minyak sawit dengan solar ini mencapai 3.600 liter minyak sawit dalam satu tahun.

Selain minyak sawit, perusahaan tersebut juga memanfaatkan minyak jelantah limbah catering yang memasok makanan untuk pekerja tambang Adaro.

Uji coba pencampuran 20 persen minyak jelantah ‎yang dicampur dengan solar, diterapkan pada kendaraan ringan dengan kapasitas 350 liter per unit, Adaro melakukan uji coba B20 pada enam kendaraan ringan secara bertahap sejak 2016.

‎Manurut Kharis, berdasarkan keterangan dari pengemudi kendaran yang diuji uji coba B20, membuat konsumsi bahan bakar jauh lebih hemat.

Selain itu pencampuran 20 persen minyak sawit dengan solar tidak mempengaruhi akselerasi mesin. Namun untuk mendapat hasil yang spesifik, pihaknya harus menunggu hasil analisis selesai.

"Kita uji coba ya, dari hasil pengalaman kita tidak terjadi masalah, diluar dari perhitungan kami ini jadi lebih irit," tandasnya.


Mulai 1 September, Seluruh Jenis Solar Dicampur 20 Persen Minyak Sawit

Ilustrasi biofuel.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa semua jenis Solar akan dicampur dengan 20 persen minyak sawit (biodiesel) mulai 1 September 2018.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulayan mengatakan, penerapan pencampuran 20 persen biodiesel dengan Solar (B20) berlaku untuk Solar subsidi dan non-subsidi yang dijual di Indonesia.

"B20 ini nanti semuanya, PSO (Pubcli Service Obligation) Non-PSO, jadi hanya single product," kata Rida, di Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Menurut Rida, saat ini Peraturan Presiden yang menetapkan penerapan B20 sedang dalam tahap finalisasi, kemudian akan disusul dengan Peraturan Menteri ESDM sebagai turunannya.

Setelah payung hukum tersebut terbit, maka ‎mulai 1 September 2018 seluruh jenis Solar akan tercampur 20 persen minyak sawit.

"Perpresnya di Setneg, Permen lagi jalan, ada perubahan kecil-kecil lah, 1 September besok, itu harus jalan semua‎," ujarnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya