Kala Jokowi Kenang Saat Berhaji 2003 Lalu

Jokowi memastikan bahwa fasilitas yang diterima jemaah calon haji Indonesia tahun ini jauh lebih baik.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 11 Agu 2018, 07:30 WIB
Presiden Jokowi mengenang saat dirinya berhaji bersama sang istri, Iriana pada 2003 silam. (Instagram @jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengenang masa-masa saat menunaikan ibadah haji 15 tahun silam. Menurut pria yang kembali mengajukan diri maju dalam Pilpres 2019 mendatang, kala itu dirinya mendapat pelayanan yang baik.

Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa fasilitas yang diterima jemaah calon haji Indonesia tahun ini jauh lebih baik. Fasilitas-fasilitas itu tersedia berkat terobosan dan inovasi yang dilakukan pemerintah.

"Di antaranya rekam sidik jari dan foto wajah jemaah kini dilakukan di Indonesia, bukan di Jeddah atau Madinah, menghindari antrean panjang dan lama setiba di Arab Saudi," kicau Jokowi dalam akun Instagramnya @jokowi, Kamis, 9 Agustus 2018.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menulis, pada 2018 ini, pemerintah telah menyewa 165 hotel di Makkah dan 107 di Madinah untuk para jemaah calon haji asal Indonesia. Sebanyak 32 di antaranya disewa satu musim penuh.

Tak hanya hotel, katering selama jemaah di Makkah pun juga ditambah. Bila sebelumnya jemaah hanya mendapat 25 kali, kali ini mendapat 40 kali makan. Sementara living cost sebesar 1500 riyal tetap diberikan penuh yang bisa digunakan jemaah untuk keperluan lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


15 Tahun Lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Kamis (9/8/2018). (Merdeka.com/Intan)

Berikut unggahan lengkap Jokowi:

Di saat perhatian kita di Tanah Air tersita oleh aneka isu, sampai Rabu kemarin, sudah 153.675 jemaah haji Indonesia yang tiba di Arab Saudi semenjak keberangkatan pertama 18 Juli lalu. Mereka terbagi dalam 382 kelompok terbang dari 18 embarkasi haji di seluruh Indonesia.

Saya jadi teringat saat ketika berhaji tahun 2003 bersama istri. Saat itu, di Tanah Suci, saya menyaksikan jamaah haji Indonesia menikmati fasilitas yang disediakan pemerintah kita, sejak berangkat sampai pulang, dari angkutan darat, pemondokan, makanan, pelayanan kesehatan dan bimbingan ibadah.

Tapi dapat saya pastikan, pelayanan yang diterima lebih 200.000 jamaah haji Indonesia tahun ini akan jauh lebih baik dari saat saya berhaji 15 tahun lalu.

Ini berkat berbagai terobosan dan inovasi yang ditempuh pemerintah, di antaranya rekam sidik jari dan foto wajah jamaah kini dilakukan di Indonesia, bukan di Jeddah atau Madinah, menghindari antrian panjang dan lama setiba di Arab Saudi.

 


Tahun Ini

Jemaah calon Haji asal Indonesia tertinggal di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. (MCH Indonesia)

Tahun ini, pemerintah menyewa 165 hotel di Makkah dan 107 hotel di Madinah untuk penginapan jamaah, 32 hotel di antaranya disewa satu musim penuh, tidak dibagi dengan jamaah negara lain, sehingga kita tidak lagi khawatir dengan batas waktu tinggal di hotel.

Jamaah kita kini juga makan dengan bumbu masakan dari Indonesia, yang diracik juru masak asal Indonesia. Layanan katering bagi jemaah haji Indonesia selama di Makkah ditambah, dari 25 kali, tahun ini menjadi 40 kali, berikut tambahan berupa teh, gula, kopi, saos sambel, kecap dan satu potong roti. Sementara living cost sebesar 1500 riyal tetap diberikan penuh yang bisa digunakan jemaah untuk keperluan lainnya.

Kementerian Agama juga membentuk tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) yang terdiri dari petugas layanan umum yang memiliki kemampuan medis untuk mendukung layanan kesehatan pada puncak haji. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, banyak jemaah yang membutuhkan pertolongan kesehatan di areal Jamarat menuju Mina.

Semua inovasi ini demi jamaah haji kita bisa beribadah dengan tenang, memperoleh kemabruran, serta kembali ke Tanah Air dalam kondisi sehat.

 

Reporter : Eko Huda S

Sumber : Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya