Liputan6.com, Lombok Pasca bencana gempa bumi yang melanda Lombok Utara dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan wilayah sekitarnya, sebagai aksi peduli Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) membuat Posko Peduli Gempa NTB dan memberikan bantuan khususnya bagi peternak yang ternaknya membutuhkan bantuan berupa pakan ternak, obat-obatan dan pelayanan kesehatan hewan.
Untuk mempercepat penerimaan bantuan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menginstruksikan Ditjen PKH untuk membentuk Tim Aksi Peduli Gempa yang terdiri dari Ditjen PKH (Pusat dan UPT), Dinas PKH Provinsi Bali, Dinas Kabupaten yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan. Tim tersebut telah bertugas di lapangan sejak terbentuk pada 5 Agustus 2018 sampai dengan saat ini.
Advertisement
"Tim khusus ini saya tugaskan untuk membantu warga korban gempa, terutama membawa perlengkapan termasuk bantuan pakan, vaksin, uobat-obatan dan pelayanan kesehatan serta teknis lainnya agar ternak warga tetap selamat dan sehat," tegas Amran.
Lebih lanjut Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita mengatakan bahwa bantuan ini akan disalurkan untuk kelompok ternak yang terkena dampak bencana gempa. Setelah dilakukan identifikasi mendalam diketahui bahwa daerah yang mengalami dampak paling serius adalah Kab. Lombok Utara dan Kab. Lombok Timur. Namun hingga saat ini belum ada laporan terkait kematian ternak.
“Kami sangat peduli dengan musibah yang menimpa Saudara kita di Pulau Lombok ini, apalagi NTB ini adalah salah satu sentra produksi sapi potong (lumbung ternak) penyumbang kebutuhan nasional,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita saat menyerahkan bantuan langsung di Posko Satgas PKH Peduli Gempa yang berlokasi di kantor BPTP NTB.
“Bantuan akan diberikan ke peternak di dua kabupaten tersebut karena saat mengungsi biasanya mereka panik dan belum optimal untuk mencari pakan ternak, semoga bantuan ini bisa terdistribusikan dengan baik dan bermafaat bagi peternak, ” ungkapnya.
I Ketut Diarmita menyebutkan bahwa wilayah terdampak di Kabupaten Lombok Utara (KLU) berada di 4 Kecamatan yaitu: Tanjung, Pemenang, Gangga, Kahyangan, sedangkan di Kabupaten Lombok Timur berada di 3 Kecamatan, yaitu Sembalun, Sambelia dan Pringgabaya. Ada 9 Kelompok Tani Ternak (KTT) yang ada di Kabupaten Lombok Utara yang terkena dampak gempa antara lain: (1). KTT Sri Datu dengan jumlah sapi sebanyak 295 ekor; (2). KTT Mekar Sari dengan jumlah sapi sebanyak 142 ekor; (3). KTT Baru Sadar + Pade Angen dengan jumlah sapi sebanyak 50 ekor; (4). KTT Makmur Jaya dengan jumlah sapi sebanyak 50 ekor; (5). KTT Pade Angen dengan jumlah ternaknya 300 ekor; (6). KTT Bina Karya jumlah ternaknya 300 ekor; (7). KTT Maju Sejahtera jumlah ternakya 70 ekor; (8). KTT Tanjung Tilah dengan jumlah ternak sebanyak 50 ekor; (9). KTT Telaga Gedong jumlah ternaknya sebanyak 50 ekor.
“Jumlah ternak sapi yang ada di KTT Lombok Utara diperkirakan sekitar 1.307 ekor,”ungkap I Ketut Diarmita.
Sementara di Lombok Timur di laporkan terdapat 2 KTT yang terkena dampak gempa yaitu: (1). KTT Ama Imron di Dusun Karya, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun dengan Jumlah ternak sapi sebanyak 700 ekor jumlah peternak 40 orang; dan (2). KTT Dasan Kembar di Dusun Bilok Petung, Kecamatan sembalun dengan jumlah ternak sapi sebanyak 100 ekor dan jumlah pemilik sebanyak 25 orang. Jumlah ternak sapi yang terdata di Lombok Timur sejumlah 800 ekor, sehingga jumlah keseluruhan sementara ternak sapi terkena dampak gempa di 2 Kabupaten sekitar 2.107 ekor.
“Sedangkan untuk wilayah terdampak lainnya masih akan terus kita data dan identifikasi,” tambahnya.
Saat ini persedian pakan yang tersedia di Posko Satgas PKH Peduli Gempa sebanyak 80 ton konsentrat dan 125 ton pucuk tebu. Untuk membantu ternak pengungsi yang sudah terdata, Kementan telah menyerahkan bantuan pakan sebanyak 16 ton konsentrat dan 4 ton pucuk tebu. Bantuan langsung diserahterimakan oleh Dirjen PKH kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB untuk didistribusikan dan diserahkan kepada KTT yang sudah terdata.
Ditjen PKH saat ini juga telah menjalin kerjasama dengan Pemda setempat untuk menyiapkan beberapa titik lokasi penampungan ternak yang aman serta membantu evakuasi ternak dan lain-lain.
Menurut I Ketut Diarmita, lokasi yang terkena dampak gempak yang paling parah ada di Lombok Utara dan Lombok Timur, disana telah disediakan tempat penampungan ternak sementara.
“Lokasi penampungan ternak yang kami siapkan ini pastinya lebih aman bagi ternak warga karena akan disediakan pakan yang cukup dan beberapa obat dan vaksin jika ada ternak yang sakit,” ungkapnya.
I Ketut Diarmita berharap agar para peternak yang berada di lokasi terkena dampak gempa tidak perlu panik dan segera menyelamatkan ternaknya ditempat yang sudah disediakan untuk menghindari kehilangan karena lari atau akibat pencurian.
"Kita siapkan tempat kandang penampungan sementara, penyediaan pakan (hijauan dan konsentrat, obat-obatan, air dan pelayanan kesehatan, serta pelayanan lainnya dari petugas yang disediakan”, pungkasnya.
Saat ini Posko Satgas PKH Kementerian Pertanian Peduli Gempa telah diregistrasi dan masuk dalam daftar Posko Pendampingan Nasional (Pospenas) yang akan melaporkan seluruh hasil kegiatan penanganan ternak harian kepada posko BNPB yang selanjutnya akan dilaporkan ke tingkat Menteri/Lembaga.
(*)