Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan kekuatan 7 Skala Richter (SR) dan susulan 6,2 SR memporakporandakan banyak bangunan. Namun hal itu tak berlaku bagi Masjid Kuno Bayan di Kampung Adat Bayan, Lombok Utara.
Masjid berusia 300 tahun itu masih tegak berdiri. Dari pantauan Antara, Jumat (10/8/2018), masjid yang berjarak 80 kilometer dari ibu kota Provinsi NTB, sama sekali tak mengalami kerusakan berarti.
Advertisement
Hanya pagar tembok terlihat berserakan diempas gelombang gempa yang berlangsung terus menerus. Masjid berdinding bambu, beratapkan kerangka bambu dan ditutup injuk serta berpondasikan batu.
Bangunan itu terlihat masih berdiri kokoh di atas gundukan bukit kecil. Demikian pula halnya dengan rumah adat di Kampung Adat Bayan yang tidak mengalami kerusakkan berarti.
Di Bayan Barat terdapat tiga lumbung padi dan 2 bruga (pendopo). Warga kampung adat juga tetap menghuni rumah yang terbuat dari bambu sera beratapkan ilalang.
"Alhamdulillah tidak ada yang rusak," kata Raden Kertamaji, penjaga rumah adat. Kerusakan hanya terjadi pada pagar tembok yang membatasi dengan jalan raya saja.
"Ini pagar tembok sedang dibersihkan," katanya.
Situs Bersejarah
Masjid kuno Bayan itu telah masuk bagian dari situs bersejarah karena berdiri pada abad ke-17. Saat ini diperkirakan usianya telah lebih dari 300 tahun.
Kecamatan Bayan adalah salah satu gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah, Islam pertama kali diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan masjid pertama yang berdiri di pulau tersebut. Masjid kuno Bayan dihormati oleh pemeluk Agama Islam Wetu Telu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement