Ilmuwan : Vape, Salah Satu Cara Hentikan Kebiasaan Merokok

Rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan disebut sebagai salah satu teknologi disruptif yang bisa membantu menghilangkan kebiasaan merokok, kata peneliti.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2018, 15:30 WIB
Pengguna vape menghadiri acara pemberian izin perdana berupa NPPBKC, Jakarta, Rabu (18/7). Di dalam aturan yang berlaku 1 Juli 2018, liquid vape yang merupakan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) dikenakan tarif cukai 57%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan disebut sebagai salah satu teknologi disruptif yang bisa membantu menghilangkan kebiasaan merokok, kata peneliti.

Dewan Penasihat Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO) yang juga merupakan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Dr. Erman Aminullah M.Sc dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Palembang, Sabtu, mengatakan pemanfaatan inovasi teknologi pada produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan jumlah perokok produk tembakau yang dibakar di Indonesia.

Erman menyebut rokok elektrik merupakan salah satu teknologi disruptif yang bisa merusak atau menggantikan kebiasaan merokok atau konsumsi produk tembakau yang dibakar di masa datang.

Erman menjelaskan rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar dapat mengubah proses pembakaran tembakau menjadi pemanasan. Dengan berubahnya proses tersebut maka tar sebagai senyawa paling berbahaya pada rokok dapat dieliminasi, sehingga risiko kesehatannya menjadi lebih rendah.

"Dalam perspektif teknologi disruptif, kemampuan untuk menurunkan tingkat risiko ini dapat berpotensi mengubah pola kecenderungan konsumsi perokok yang memutuskan untuk tetap merokok agar mendapatkan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko," jelas Erman.

Dia mengatakan pengembangan teknologi produk tembakau alternatif dapat memberikan opsi lain bagi perokok yang tidak dapat berhenti untuk beralih pada produk yang setidaknya lebih minim risiko.

Erman mengatakan teknologi disruptif akan mendapatkan penolakan karena dianggap mematikan cara-cara konvensional yang sudah ada sejak lama, namun akan diterima seiring perkembangannya.

Dia mencontohkan teknologi inovasi ojek daring yang pada awalnya banyak mendapatkan penolakan namun mulai berkembang dengan pesat pada saat ini.

"Sepanjang didukung dengan bukti ilmiah dan penelitian yang kredibel, serta meningkatnya pemahaman perokok atas produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi, maka hanya tinggal waktu para perokok akan beralih ke produk tersebut," kata Erman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya