Liputan6.com, Jakarta Dominika, sebuah negara maritim yang berada di gugusan kepulauan Laut Karibia, di Amerika Tengah, telah mengibarkan bendera perang terhadap plastik. Secara terang-terangan negara ini telah mengumumkan melarang penggunaan plastik dan wadah styrofoam terhitung efektif mulai Januari 2019.
Perang terhadap plastik didengungkan pemerintah setempat untuk membantu melestarikan alam Dominika yang terkenal indah.
Advertisement
Sebelum Dominika, beberapa negara di Eropa juga telah lebih dulu mengampanyekan perang terhadap plastik. Di Inggris, sebuah penelitian mengungkap, ada penurunan jumlah sampah plastik yang sangat siginifikan di pantai, sejak kampanye anti-plastik didengungkan pada 2015.
Perang terhadap Plastik
Beberapa bulan terakhir, Australia dan Selandia Baru juga telah mengikuti rencana menghentikan penggunaan kantung plastik. Bahkan perusahaan-perusahaan besar, seperti Starbucks dan Disney juga telah mengumunkan rencana baru menyingkirkan sedotan plastik.
Namun demikian, di antara negara dan perusahaan yang telah lebih dulu mendengungkan perang terhadap platik, Dominika menjadi menarik, lantaran negara ini punya tujuan yang jauh lebih besar, yaitu menjadi negara pertama yang mengklaim bisa tahan terhadap perubahan iklim.
Advertisement
Perubahan Iklim
Sebagai informasi, pada 2017 negara kepulauan ini hancur karena badai. Bencana alam ekstrem ini belakangan muncul lebih sering dan intens, yang disebabkan adanya perubahan iklim yang sangat nyata. Keputusan untuk melindungi lingkungan kini berjalan seiring dengan komitmen negara tersebut untuk melindungi diri dari bencana yang lebih besar di masa mendatang.
"Kita harus membangun kembali dan mengatur ulang masyarakat dan ekonomi kita dan melindungi lingkungan kita untuk mencapai Dominika yang baru dan lebih tangguh,” ungkap Perdana Menteri Dominika, Roosevelt Skerrit seperti dikutip dari laman CNN Travel, Minggu (12/8/2018).
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Simak juga video menarik berikut ini: