Akan Jual Kapal Pesiar Terkait Kasus 1MDB, PM Malaysia: Bill Gates Mungkin Mau Beli

Malaysia akan menjual kapal pesiar super mewah Equanimity yang diduga kuat terkait dengan skandal mega korupsi 1MDB.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 12 Agu 2018, 16:01 WIB
Petugas Polda Bali bersenjata laras panjang melakukan penjagaan saat kapal pesiar mewah (yacht) Equanimity terlihat berada di pelabuhan Benoa, Rabu (28/2). Equanimity juga disebut-sebut sebagai yacht terbesar ke-54 di dunia. (AP/Ambros Boli Berani)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pada Sabtu 11 Agustus 2018 bahwa pemerintahannya akan "secepat mungkin" menjual superyacht Equanimity --kapal pesiar super mewah yang diduga kuat terkait dengan skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.

Biaya perawatan yang mahal --diperkirakan mencapai 2 juta ringgit (setara Rp 7 miliar)-- serta upaya untuk menutup kerugian akibat korupsi 1MDB, menjadi alasan pemerintah Malaysia hendak menjual kapal pesiar tersebut.

Mahathir juga mengatakan bahwa otoritas akan menutup Equanimity dari tur publik demi "mempertahankan nilai" dan menjaga kondisinya sebelum dijual.

Sebelumnya, kapal itu --yang saat ini berlabuh di Boustead Cruise Centre, Pelabuhan Klang-- sempat terbuka untuk tur publik.

"Kami harus menjaga kapal pesiar dalam kondisi baik. Tetapi jika Anda mengizinkan ratusan orang untuk datang dan melihat kapal pesiar maka mereka mungkin bisa merusaknya," kata Mahathir seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (12/8/2018).

Jika terus dibiarkan terbuka untuk publik pembeli mungkin "tidak akan mau membelinya", jelas Mahathir.

Saat ini, kapal itu diperkirakan berharga sekitar 1 miliar ringgit (setara Rp 3,54 triliun).

Mahathir: Orang Arab atau Bill Gates Mungkin Mau Membelinya

Mahathir mengatakan bahwa Malaysia akan mengiklankan penjualan Equanimity secara internasional.

Ketika ditanya siapa yang mungkin akan membelinya, Mahathir mengatakan, "Mereka pastilah orang yang sangat-sangat kaya ... Mungkin seperti (pangeran-pangeran) Arab atau Bill Gates akan (membuat tawaran untuk) membeli."

Mahathir juga menantang Low Taek Jho alias Jho Low, investor Negeri Jiran yang digadang-gadang sebagai dalang utama di balik mega korupsi 1MDB, untuk "kembali ke Malaysia dan mempertahankan klaim kepemilikannya atas kapal itu."

Jho Low merupakan pengusaha muda, pemodal Malaysia, yang sejak skandal 1MDB pecah ke permukaan, diduga kuat menjadi jantung dari dugaan kasus rasuah terbesar yang mengguncang Negeri Jiran. Ia dituding melakukan pencucian uang sebesar USS$ 400 juta atau sebesar Rp 5,3 triliun.

Dana fantastis itu diduga diperoleh Jho Low dari 1MDB --lembaga modal yang didirikan pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak guna berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.

Uang yang Jho Low sedot dari 1MDB diduga dimasukkan ke rekening pribadinya yang ada di Amerika Serikat.

Menurut laporan agen federal Amerika Serikat Jho Low adalah satu dari sejumlah figur korup yang menguras uang 1MDB.

Pada Rabu, 20 Juli 2016, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengajukan gugatan perdata sebagai upaya menyita aset senilai lebih US$ 1 miliar atau lebih dari Rp 13 triliun sebagai bagian dari penyelidikan atas 1MDB.

Menurut gugatan itu, putra tiri Najib Razak, Riza Aziz dan orang dekatnya, Jho Low juga dianggap bertanggung jawab atas pengalihan dana US$ 3,5 miliar atau Rp 45,9 triliun dari 1MDB.

Meski gugatan itu tak menyebut nama, disebutkan bahwa uang sebesar US$ 700 didepositokan dalam rekening pribadi Malaysian Official 1 -- yang belakangan dikonfirmasi sebagai PM Malaysia Najib Razak.

 

Simak video pilihan berikut:


Indonesia Serahkan Equanimity kepada Malaysia

Petugas Polda Bali dengan penyidik FBI berada di atas kapal pesiar mewah (yacht) Equanimity di Teluk Benoa, Rabu (28/2). Kapal itu berwarna hitam kebiruan dan putih dengan bendera negara persemakmuran Inggris di bagian buritan. (AP/Ambros Boli Berani)

Kapal pesiar mewah Malaysia, Equanimity, yang disita otoritas Indonesia di Bali pada Februari 2018 dan dikembalikan ke Negeri Jiran, tiba di pelabuhan di Malaysia, Selasa 7 Agustus 2018. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu 8 Agustus 2018.

Kapal tersebut sengaja dikembalikan oleh pihak berwenang Indonesia karena diduga menjadi salah satu benda hasil korupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB. Equanimity seharga US$ 250 juta (Rp 3,6 triliun) ini nantinya akan dipakai oleh kepolisian Malaysia untuk keperluan penyelidikan.

Kapal Equanimity yang terdaftar di Kepulauan Cayman disita atas permintaan pihak berwenang Amerika Serikat yang menyelidiki skandal 1MDB. Badan pengelola dana Malaysia menjadi pusat penyelidikan tindak pidana pencucian uang di enam negara, termasuk AS, Swiss dan Singapura. Menurut Departemen Kehakiman AS, pejabat tinggi dan rekanan 1MDB menyalahgunakan setidaknya $4,5 miliar.

Kapal pesiar itu, termasuk juga real estat, perhiasan dan lukisan Picasso --menurut Departemen Kehakiman AS-- dibeli dengan dana yang diambil dari 1MDB.

Kapal pesiar itu berlayar menuju pelabuhan Port Klang --dekat Kuala Lumpur-- di tengah penjagaan ketat dan dampingan dari kapal-kapal polairud. Sementara itu, media dan para pengunjung berusaha melihat kapal tersebut.

Begitu berlabuh, puluhan penegak hukum Malaysia menaiki kapal dan membacakan perintah penangkapan atas kapal tersebut, memeriksa dan menanyai para anak buah kapal. Pihak berwenang Indonesia, yang menyita kapal itu, menyerahkan Equanimity kepada Malaysia pada Senin 5 Agustus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya