Liputan6.com, Lombok Sejumlah warga korban gempa Lombok yang berada di Kecamatan Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, mendapat pelatihan pijat oksitosin dari relawan Muhammadiyah DisasterManagement Center (MDMC). Pelatihan pijat oksitosin dipandu oleh Tim LKK DMT PKU Bantul dan relawan.
"Tujuannya untuk memperlancar produksi ASI ibu menyusui yang terdampak bencana," ujar Sylvia Puspitasari, salah satu bidan sekaligus pemateri pijat oksitosin, Sabtu (11/8/2018).
Menurut Sylvia, menyusui dalam kondisi darurat berpengaruh pada kuantitas ASI yang dihasilkan. Oleh karena itu, upaya melatih pijat oksitosin kepada warga terdampak gempa Lombok bermanfaat untuk menimbulkan kontraksi bagi ibu yang masih mengandung dan melancarkan produksi ASI bagi ibu menyusui.
Baca Juga
Advertisement
Dokter relawan MDMC, Umam, mengungkapkan hormon oksitosin mempengaruhi kuantitas ASI. Hormon ini dihasilkan oleh lobus di otak wanita.
"Jika ibu hamil atau menyusui dalam keadaan stres, depresi, atau kecemasan, pengeluaran hormon oksitosin akan terhambat, demikian pula sebaliknya," ucapnya.
Ia berpendapat, pijat oksitosin sebaiknya dilakukan oleh suami untuk merangsangkeluarnya hormon oksitosin. Sebab, ibu hamil ataupun menyusui akanmerasakan kehangatan dari sang suami dan secara otomatis otak akanmenghasilkan hormon oksitosin lebih banyak.
Pijat oksitosin dapat dilakukan dengan posisi ibu menunduk di atas meja, melipat kedua tangan, dan meletakkan kepala di atas kedua tangan. Kedua jempol tangan suami di sisi kanan dan kiri tulang belakang, dari mulai tonjolan tulang leher belakang sampaibatas garis bra.
Lalu pemijatan dilakukan dengan gerakan jempol memutar menggunakan baby oil supaya licin. Pemijatan bisa dilakukan dengan durasi 5 sampai 15 menit. Dalam pelatihan itu, sepasang suami istri terdampak gempa Lombok menjadi contoh secara langsung.