Liputan6.com, Banyumas - Perahu-perahu hias bersandar di tepian Bendung Gerak Serayu Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. Perahu itu merupakan peserta karnaval perahu hias dalam rangkaian Festival Serayu Banyumas 2018 yang bertajuk "Merajut Tepian Serayu".
Di atas perahu, tampak penari, seniman kentongan, jaran kepang atau Ebeg, serta kesenian khas Banyumas lainnya. Sebanyak 30-an perahu itu dimiliki oleh kelompok penambang yang bekerja sama dengan pengusaha, pemerintah desa, dan dinas di Kabupaten Banyumas.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan salah satu tujuan Festival Serayu adalah memperkenalkan budaya wisata sungai. Ibarat kail, acara ini akan memancing pengunjung agar mengenal wisata sungai.
Pengelolaan pariwisata justru harus digarap seusai berakhirnya acara. Diperlukan perencanaan pengelolaan yang matang, termasuk pertimbangan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
Baca Juga
Advertisement
"Dialog dengan pelaku wisata masih bisa dilanjutkan lagi terutama untuk perencanaannya dibahas dengan konsep detail. September nanti kita bahas lagi untuk perencanaanya," dia menjelaskan, Minggu, 12 Agustus 2018.
Oleh karena itu, mulai tahun ini kepanitiaan Festival Serayu nyaris sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat sekitar aliran Sungai Serayu, terutama generasi mudanya. Hampir 70 persen proses kepanitiaan Festival Serayu digarap oleh masyarakat.
"Tema kali ini, 'Merajut Tepian Serayu', itu mengandung makna pengelolaan sumber daya air akan berhasil dengan keterpaduan lintas sektoral dengan mengembangkan potensi masyarakat di tepi Sungai Serayu," Asis menerangkan.
Masyarakat bantaran Serayu pun tampak bersemangat melalui segenap proses persiapan hingga pelaksanaan Festival Serayu 2018. Pun, dengan semangat masyarakat untuk menggarap wisata, usai acara.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kesiapan Penambang Pasir Serayu Berubah Mata Pencaharian
Salah satunya, Riswanto. Riswanto adalah warga Tambaknegara yang berprofesi sebagai penambang pasir. Secara turun temurun, sejak puluhan tahun lalu, ia dan keluarganya mengadu nasib dari aliran Serayu.
Kesempatan untuk mengubah mata pencaharian itu dimanfaatkannya sebaik mungkin. Ia pun mengaku telah mulai menggarap perahu wisata. Perahu tersebut bisa melayani rute di sekitar Bendung Gerak Serayu hingga hulu.
Perahu akan melintasi jembatan kereta api Rawalo hinga Jembatan Merah Patikraja. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi pemandangan memesona. Rencananya, seusai festival, perahu akan dioperasikan.
"Rencananya tarifnya Rp 10 ribu per orang untuk menyusuri Sungai Serayu dalam jarak pendek," dia menerangkan.
Kepala Bidang Pariwisara Dinporabudpar Banyumas, Saptono mengatakan wisata air akan mengubah pola hidup masyarakat sungai dari penambang pasir atau nelayan sungai, menjadi masyarakat pariwisata.
Diyakini, pariwisata bakal mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar bantaran Sungai Serayu. Lewat industri pariwisata, masyarakat bisa memperoleh pendapatan alternatif. Antara lain dengan bergerak di industri kreatif, perdagangan, transportasi air, dan kuliner.
"Saudara-saudara kita yang selama ini bermata pencaharian sebagai penambang pasir, harapan kami ke depan, dengan dimulainya kegiatan wisata air, mereka bisa beralih menjadi perahu-perahu wisata," katanya, Minggu, 12 Agustus 2018.
Advertisement
15 Ribu Pengunjung di Festival Serayu Banyumas 2018
Sepanjang dua hari helatan Festival Serayu 2018, sedikitnya 15 ribu pengunjung diklaim menyaksikan even yang digelar di kompleks Bendung Gerak Serayu, Tambaknegara, Rawalo, Banyumas ini.
Ketua Panitia, Imam Basroil mengatakan, meski persiapan panitia hanya 20 hari, namun animo masyarakat sekitar aliran Sungai Serayu dan pengunjung dari luar daerah cukup tinggi. Sejak hari pertama, wisatawan membludak untuk menyaksikan dari dekat berbagai agenda festival tahunan ini.
"Tadi kami pantau, di beberapa titik tepi sungai, penonton membeludak. Di arena panggung dan parkir juga penuh. Bahkan lalu lintas jalan raya Banyumas-Cilacap padat merayap," Basroil mengungkapkan.
Dia menjelaskan, sebanyak 25 perahu tambang pasir berkompetisi pada balap perahu di hari pertama, Sabtu. Di waktu yang sama, sebanyak 100 pelajar SMP se-Kabupaten Banyumas mengikuti lomba lukis.
Kehadiran para pegiat wisata serta komunitas kreatif yang berkemah di sekitar arena festival, lomba foto dan selfie pun turut mendongkrak kunjungan. Para peserta ingin mengabadikan momentum menarik dan penting dalam gelaran satu tahun sekali ini.
Adapun untuk karnaval perahu hias yang diikuti oleh SKPD, kalangan usaha, dan pelaku wisata dimenangkan oleh tim dari PDAM Tirta Satria sebagai juara I, Dinas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPPMPPTSP).
"Hadiah akan diserahkan pada malam Resepsi Peringatan Kemerdekaan RI di Pendapa Kabupaten Banyumas. Sedangkan untuk lomba foto Instagram dan selfie akan diumumkan pada 28 Agustus mendatang," dia menambahkan.