Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pagi ini menyentuh 14.600 per dolar AS. Meski begitu, beberapa analis sepakat bahwa krisis finansial yang menimpa Turki tidak berdampak jangka panjang pada depresiasi nilai tukar RI.
Analis PT Kresna Securities William Mamudi menjelaskan, krisis Turki dapat menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah. Namun, ia menekankan dampak krisis negara tersebut lebih berpengaruh pada kawasan atau zona Eropa.
"Pengaruh krisis Turki ke Indonesia mestinya kecil, mereka lebih pengaruh ke eurozone. Jadi bisa saja salah satunya, kan banyak dinamika juga," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Mamudi menambahkan, bursa regional saat ini juga tercatat tertekan sehingga berpengaruh pada nilai tukar rupiah. "IHSG kita kan juga belum bisa breakout dari level 6.100," ujarnya.
Senada, Kepala Riset PT Narada Capital Kiswoyo Adi menuturkan, krisis yang tengah terjadi di Turki tidak begitu signifikan pada kondisi fundamental ekonomi RI.
"Seharusnya enggak ada masalah, lebih ke dampak penguatan dolar AS saja, makanya nilai tukar rupiah anjlok" kata dia.
Oleh karena itu, Kiswoyo memprediksi ada kemungkinan bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikan suku bunga sebesar 0,25 persen. Hal ini ia pandang, sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar.
"Ini reaksi sesaat saja, paling Rabu nanti BI ada kemungkinan untuk naikkan suku bunga 0,25 persen lagi jadi 5,50 persen," ungkapnya.
Sementara itu, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat Turki seharusnya dapat segera melakukan kerjasama ekonomi dengan mitra strategis sebagai upaya antisipasi anjloknya mata uang Turki, Lira.
"Sampat saat ini memang kita lihat pemerintah Turki belum melakukan langkah antisipasi jadi perlu dilakukan kerjasama ekonomi supaya tidak bergantung penuh pada dolar AS. Seperti misalnya gandeng mitra strategis dengan China untuk bangun ekonomi. Ini alternatif supaya pelemahan Lira cenderung temporer," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bnergerak melemah tajam pada perdagangan di awal pekan ini. Sentimen dari Turki ikut menjadi pendorong pelemahan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Senin (13/8/2018), rupiah dibuka di angka 14.579 per dolar AS, melemah tajam jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.478 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah cukup dalam sehingga menyentuh level 14.614 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.544 per dolar AS hingga 14.614 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,72 persen.
Sedangkan nerdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiahdipatok di angka 14.583 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu di angka 14.437 per dolar AS.
Advertisement