Liputan6.com, Manila - Lebih dari 54.000 orang telah mengungsi ke tempat yang lebih aman di ibu kota Filipina, Manila, dan beberapa provinsi sekitarnya, menyusul seruan evakuasi akibat ancaman hujan muson yang berisiko memicu banjir lebih besar.
Seruan tersebut merupakan tindakan pencegahan menyikapi kemungkinan dampak banjir besar, seperti terjadi ketika Topan Ketsana pada 2009 silam, yang menewaskan ratusan orang.
Dikutip dari South China Morning Post pada Senin (13/8/2018), perintah evakuasi segera disampaikan oleh pemerintah kota Marikina, yang membuat sekitar 21.000 warga di sekitar aliran sungai di wilayah tersebut mengungsi hingga luar batas kota. Sementara di provinsi Rizal di dekatnya, 19.000 orang telah dipindahkan.
"Debit air terus meningkat," ujar Wali Kota Marcelino Teodoro kepada radio DZBB pada Sabtu malam, seraya merujuk pada sejarah banjir akibat Topan Ketsana.
Baca Juga
Advertisement
Di saat bersamaan, beberapa keluarga menyelamatkan diri di atap rumah di belasan titik banjir di kota Marikina, menunggu datangnya bantuan dari petugas penyelamat nasional Filipina.
Selain itu, lebih dari 9.000 orang dievakuasi di Quezon City, Valenzuela, Manila, Malabon dan Pasig - semuanya berada di wilayah ibu kota, kata polisi Filipina.
Menurut Otoritas Pembangunan Metropolitan Manila, banjir di beberapa daerah juga dilaporkan sangat tinggi, membuat jalan-jalannya tidak dapat dilewati kendaraan. Bahkan ketika beberapa pintu bendungan dibuka pun, ancaman genangan air dikabarkan masih mungkin terjadi sepanjang pekan ini.
Layanan kereta dihentikan dan sekolah ditutup. Di Provinsi Cavite dekat Manila, jembatan yang digunakan sebagai jalan pintas ke tujuan wisata Tagaytay runtuh, ABS-CBN News melaporkan.
Simak video pilihan berikut:
Salah Satu Negara Rawan Bencana
Badai tropis dan gangguan cuaca lain di luar negeri meningkatkan hembusan muson barat daya, yang membawa hujan lebat di atas pulau utama Luzon, termasuk Metro Manila.
Menurut biro cuaca setempat, hujan deras disertai angin kencang diperkirakan akan terus berlanjut hingga dua atau tiga hari ke depan.
Filipina adalah satu di antara negara-negara di dunia yang dikenal paling rawan bencana, di mana memiliki rata-rata 20 siklon badai per tahunnya.
Seluruh siklon badai tersebut terbentuk di atas Samudra Pasiifk yang terkenal memiliki tekanan angin dan udara tinggi di bandingkan rata-rata samudera lainnya.
Pada September 2009, badai tropis Ketsana mengirimkan lebih dari satu bulan curah hujan tinggi di wilayah metropolitan Manila dalam satu hari, yang juga disebut terparah dalam 40 tahun terakhir.
Lebih dari 4,9 juta orang terkena dampak badai tersebut, termasuk menewaskan sedikitnya 462 orang dan menyebabkan kerugian hingga 11 miliar peso (setara Rp 83,8 miliar) akibat rusaknya infrastruktur.
Advertisement