Liputan6.com, Jakarta - Tidak lama setelah deklarasi Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) dilakukan muncul situs dengan nama jokowimaruf.com. Situs tersebut sempat membuat heboh karena dilego dengan harga Rp 2 miliar.
Penasaran dengan penawaran tersebut, Tekno Liputan6.com pun menghubungi nomor yang tertera di situs tersebut. Hasilnya, kami berhasil terhubung dengan pemiliki situs tersebut, yakni Aditya Murti asal Purwodadi, Jawa Tengah.
Aditya mengaku dirinya sudah membeli domain yang berkaitan dengan nama capres dan cawapres tidak lama usai deklrasi. Selain jokowimaruf.com, dia sebenarnya juga memiliki situs dengan nama jokowimaruf.com dan prabowosandiaga.id.
Baca Juga
Advertisement
"Alasan saya sederhana untuk membeli nama domain itu, yaitu mengamankannya agar tidak digunakan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk menyerang kubu lain, termasuk soal penggiringan opini," tuturnya saat dihubungi, Senin (13/8/2018).
Oleh sebab itu, dia menampik bahwa uang menjadi motif utama. Hal itu ditunjukkan dengan keputusannya untuk menghapus banderol biaya Rp 2 miliar yang sebelumnya ditampilkan.
Lebih lanjut Aditya menuturkan, dirinya sendiri hingga saat ini masih netral. Dengan kata lain, dia belum memihak pada salah satu pasangan calon, sehingga dia memiliki nama domain dari dua pasangan calon capres dan cawapres.
Saat disinggung mengenai biaya yang dikeluarkannya untuk membeli domain tersebut, Aditya menuturkan tarif yang dikeluarkan sama seperti biaya domain umumnya.
"Untuk domain .id biayanya Rp 250 ribu, sedangkan domain .com biayanya Rp 100 ribu," tuturnya menjelaskan.
Menyoal pihak yang tertarik dengan situs miliknya tersebut, Aditya menuturkan ada beberapa yang mengontaknya, tapi kebanyakan hanya sekadar iseng.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Siap Serahkan Domain Tersebut ke PANDI
Kepada Tekno Liputan6.com, Aditya juga mengaku dirinya siap memberikan secara cuma-cuma situs yang dimiliknya itu. Hal ini menyusul pernyataan Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Andi Budimansyah bahwa ada iktikad tidak baik dari pembeli situs itu.
Oleh sebab itu, dia mengaku sudah menghubungi PANDI untuk meluruskan hal tersebut. Tidak hanya itu, dia juga siap memberikan secara cuma-cuma kedua situs tersebut apabila ada keberatan dari pihak tertentu maupun PANDI sendiri.
"Jadi, saya dengan kesadaran penuh akan memberikan domain tersebut kepada PANDI secara cuma-cuma agar dapat digunakan oleh pihak yang lebih berhak, jika memang ada keberatan maupun permintaan dari pihak tertentu," tuturnya menjelaskan.
Bahkan, dia mengaku siap memberikan situs domain tersebut pada tim sukses masing-masing pasangan calon. Namun dengan syarat penyerahan itu difasilitasi oleh PANDI.
"Karena itu, saya siap menyerahkan kembali nama domain itu ke PANDI sebagai pengelola. Jadi, kalau ada tim sukses yang ingin menggunakannya dapat saja, tapi tetap melalui PANDI sebab mereka yang memiliki kapasitas untuk itu," tuturnya mengakhiri pembicaraan.
Advertisement
PANDI: Jual Domain Pasangan Capres-Cawapres Bukan Iktikad Baik
Sebelumnya, Ketua PANDI Andi Budimansyah menyebut, pendaftaran domain dengan nama Capres dan Cawapres it pada dasarnya bersifat sah karena didasarkan pada tiga prinsip yang diamanatkan UU ITE.
"Prinsip pertama adalah pendaftar pertama, kedua tidak melanggar hak-hak orang lain, dan terakhir adalah tidak menghambat persaingan usaha," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Senin (13/8/2018).
Namun, menurut Andi, membeli domain dari PANDI kemudian menjualnya kembali dengan harga sangat tinggi bukanlah sebuah iktikad yang baik dan disebut sebagai Cyber Squatter.
"Orang-orang ini (yang membuat dan menjual domain) tidak beriktikad baik. Mereka adalah orang yang mengambil sebuah domain, kemudian memperjualbelikan untuk kepentingannya sendiri, untuk mengambil keuntungan," lanjutnya.
Padahal, kata Andi, para pembuat domain ini bisa saja bukanlah orang yang memiliki legal interest dengan pasangan capres atau cawapres.
Terlebih, menurut Andi, saat membeli domain .id dari PANDI, para pembeli hanya dikenai biaya biasa Rp 250 ribu.
Artinya, para pembuat domain berdasarkan pasangan capres-cawapres ini berupaya mengambil keuntungan dan memanfaatkan situasi politik yang ada.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: