Liputan6.com, Jakarta - BMW telah memboyong mobil listriknya di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, BMW telah membawa BMW i8 Roadster.
Terkait itu, pemerintah Indonesia juga tengah melakukan studi terhadap kendaraan listrik.
Menurut Henrik Wigermo, Head of Governmental Affairs BMW South East Asia (ASEAN), ada tiga hal yang perlu difokuskan bila ingin mengembangkan kendaraan listrik.
Baca Juga
Advertisement
"Tiga hal utama yang harus difokuskan ialah seberapa jauh (jaraknya), di mana mengisi dayanya, berapa lama mengisiinya," ujar Henrik.
Menurutnya, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) memiliki motor listrik dan mesin pembakaran. Umumnya, kendaraan PHEV memiliki jarak tempuh motor elektrik sejauh 30-60 km. Sedangkan mobil yang full elektrik umumnya memiliki jarak tempuh 100-400 km.
"Mengisi daya hybrid hingga 2-8 jam tergantung sistem daya dan biasanya pengendara akan melakukan pengisian di rumah di kantor atau di lokasi di tempat yang dituju," kata dia.
"Untuk itu kita butuh infrastruktur," lanjutnya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mobil Berbahan Bakar Fosil Mulai Usang
Tren kendaraan bertenaga listrik terus berkembang di berbagai belahan dunia. Itu dibuktikan lewat penjualan yang terus bertambah setiap tahunnya.
Saat ini, mobil konvensional yang mengkonsumsi bahan bakar fosil masih mendominasi. Meski begitu, bukan tidak mungkin posisinya bakal tergusur oleh kendaraan bertenaga listrik di masa mendatang.
BACA JUGA
Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif yang seksi. Tak heran jika kampanye mengenai kendaraan bertenaga listrik kerap dilakoni para pelaku industri otomotif.
Kampanye terbaru bisa dilihat di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang berlangsung 2-12 Agustus 2018 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten. Walaupun masih banyak mobil baru dengan teknologi konvensional diluncurkan, sejumlah mobil bertenaga listrik turut unjuk gigi.
Selain berjualan, pameran berskala internasional itu dijadikan panggung oleh agen pemegang merek (APM) untuk memperkenalkan teknologi mereka, lewat kendaraan dengan teknologi hybrid, plug-in hybrid, hidrogen, ataupun pure electric.
Ya, kendaraan listrik memang digadang-gadang untuk menggantikan mobil berbahan bakar fosil yang mulai usang. Mobil listrik dianggap lebih hemat biaya operasional dan rendah emisi dibanding mobil konvensional.
Tidak cuma itu, mobil listrik diharapkan mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak yang ketersediaannya semakin berkurang. Tentunya semakin ssdikit mengunakan BBM berarti menekan pencemaran udara akibat emisi gas buang.
Pemerintah sendiri turut mendorong peralihan dari mobil konvensional ke yang bertenaga listrik. Pemerintah menargetkan penjualan mobil berenergi listrik hingga 20 persen dari total nasional pada 2025
Sementara itu, penjualan kendaraan listrik dari tahun ke tahun terus meningkat. Secara total, penjualan mobil listrik di seluruh dunia mencapai 3 juta unit per tahun.
Cina menjadi Negara dengan pertumbuhan mobil listrik dan hybrid tercepat di dunia. Tahun lalu penjualan kendaraan listrik di Negeri Tiongkok lebih dari 700 ribu atau lebih dari setengah penjualan mobil di Indonesia tiap tahunnya.
Advertisement