Liputan6.com, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat Walaupun pelayanan RSUD Tanjung Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap berjalan pasca gempa, persediaan obat-obatan untuk korban gempa mengalami kekurangan. Salah satunya obat salep kulit yang saat ini tidak ada stoknya.
Baca Juga
Advertisement
Stok obat yang kurang bukan disebabkan obat tidak tersedia, melainkan obat tersebut habis untuk mengobati pasien korban gempa. Ketika ditemui di tenda RSUD Tanjung Teguh, seorang relawan menyebutkan beberapa obat yang kurang.
"Salep kulit untuk mengobati semua jenis kondisi kulit habis. Obat pencahar (obat mengatasi sembelit), tablet sirup batuk pilek anak, obat neurotropik (vitamin B1, B6, B12) juga tidak ada," jelas Teguh, ditulis Selasa (14/8/2018).
Obat tetes dan iritasi mata mengalami kekosongan. Bukan hanya itu saja, beberapa peralatan dan perlengkapan untuk menangani pasien korban gempa kurang.
Selang nasogastrik (NGT) kecil 5108 untuk memasukkan cairan nutrisi dan kateter 18 berupa selang untuk membuang urine belum ada stok lagi untuk pasien korban gempa Lombok, lanjut Teguh.
*Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video menarik berikut ini:
Kekurangan lemari pendingin
Teguh menambahkan, lemari pendingin untuk menyimpan obat-obatan juga sangat dibutuhkan. Saat ini, di dalam tenda obat, yang berada di pelataran luar RSUD Tanjung, hanya ada satu lemari pendingin.
"Yang berhasil diselamatkan ya satu-satunya lemari pendingin ini. Di dalam lemari pendingin itu hanya muat menyimpan beberapa obat-obatan saja," ujar Teguh.
Obat-obatan lain yang disimpan di dalam tenda berjejer di meja panjang. Ada juga obat-obatan yang masih berada di kardus, yang menumpuk.
Pelayanan kesehatan di RSUD Tanjung tetap berjalan, yang dilakukan di tenda/ Sebuah tenda oranye untuk penyimpanan obat dibangun. RSUD Tanjung rusak parah akibat gempa Lombok berkekuatan 7 SR pada Minggu, 5 Agustus 2018.
Advertisement
Obatan-obatan dikirim bertahap
Menyoal persediaan obat yang kurang di tenda RSUD Tanjung, Sekjen Kementerian Kesehatan RI, Untung Suseno Sutarjo ikut menanggapi.
"Kekurangan obat-obatan ini jadi permasalahan penting. Untuk obat lain, saya pikir, stoknya masih ada dan aman. Memang ada obat-obatan yang habis. Ini karena pengiriman obat masih kita lakukan dan bertahap sampainya," jelas Untung usai memantau RSUD Tanjung.
Kiriman obat dilakukan baik dari laut dan udara secara bertahap. Sekali kirim bisa satu atau dua kontainer.
"Ya, kita tunggu saja sampai beberapa hari ke depan. Bantuan obat pasti seluruhnya akan sampai di sini," Untung melanjutkan.