Mengenal Struktur Organisasi Kerajaan Ubur-Ubur di Banten

Kerajaan Ubur-Ubur di Banten sudah beroperasi sejak dua tahun lalu. Mereka dinilai menyebarkan ajaran sesat dengan menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai perempuan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 14 Agu 2018, 11:31 WIB
Berada jauh di selatan, danau ubur-ubur jadi pesona tersembunyi Raja Ampat.

Liputan6.com, Serang - Nama Kerajaan Ubur-Ubur mencuat setelah diduga menyebarkan ajaran sesat kepada para pengikutnya. Salah satu indikasinya adalah menyebut Allah memiliki makam dan menyebut Nabi Muhammad berjenis kelamin perempuan.

Kerajaan Ubur-Ubur diketuai oleh pasangan suami istri Rudi dan Aisyah. Layaknya organisasi, mereka pun memiliki struktur seperti tertulis di dalam bagan organisasi mereka:

Ketua penerima tamu kerajaan:Untuk laki-laki: Babe Ali

                                              Untuk wanita: Mba Ria

Ketua Keluarga Kerajaan: Asep Alung

Ketua pengembangan program kerajaan urusan ritual, dll: kepala suku Mas Nur Salim

Ketua pemberitaan dunia tentang hasil ritual: Mas Samsuri

Seksi keamanan: Riky dan Sony

Penasehat/sesepuh: Abraham Saman

Urusan ide kreatif untuk kerajaan: Kamal dan Babe Ali

Seksi konsumsi/anggaran: Indah dan Ajeng

Urusan pertamanan: Husen (Nurdin)

Kerajaan Ubur-Ubur berlokasi di Lingkungan Sayabulu, Kelurahan Serang, Kota Serang, Banten, mengakui Nabi Muhammad berjenis kelamin wanita. Pengikutnya diketahui berjumlah delapan orang.

"Memang pengikutnya bukan orang Serang, tapi orang Jawa Timur, Jawa Tengah," kata Surya Miharda, Ketua RT setempat, Selasa (14/8/2018). 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.


Dikenal sebagai Paranormal

Kerajaan Ubur-Ubur di Banten sudah beroperasi sejak dua tahun lalu. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Hingga tadi malam, Ketua RT bersama tokoh masyarakat dan anggota kepolisian dari Polresta Serang bermusyawarah, membicarakan nasib rumah yang dijadikan Kerajaan Ubur-ubur dalam dua tahun terakhir.

"Saya mendapatkan keluhan dari warga sini, terkait adanya aktivitas keagamaan dari sekelompok orang," terangnya.

Menurut keterangan warga, suami istri dan pengikutnya itu, selain tak pernah bersosialisasi dan salat berjemaah, juga tidak pernah "nyambung" saat diajak berbicara. Mereka juga setiap hari berkumpul hingga pukul 04.00 WIB.

"Enggak nyambung diajak ngobrolnya. Baru dua tahun di sini, orang Sumedang kalau enggak salah. Setiap malam Jumat kumpul banyak orang," kata Sarbini, warga setempat yang rumahnya tak jauh dari Kerajaan Ubur-Ubur.

Warga selama ini mengenal Rudi dan Aisyah sebagai paranormal. "Itu yang punya rumah juga kalau ditanya kenapa enggak pernah ke musala, jawabannya enggak ngelihat (buta). Padahal, banyak orang buta yang salat," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya