Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) tidak terima kerap dituding memainkan harga bahan pokok sehingga memicu kenaikan. Menurut mereka, kenaikan harga pangan di luar kehendak pada pedagang.
Sekretaris Jenderal APPSI Muhammad Maulana mengatakan, pedagang pasar selalu menjadi sasaran tudingan menjadi penyebab kenaikan harga bahan pokok. Padahal, pedagang pasar berada di posisi paling akhir dalam tata niaga sehingga harga yang ditetapkan pedagang pasar dilatarbelakangi penetapan harga pada mata rantai sebelumnya.
"Yang dicecar kami. Biasanya mau Lebaran dan Natal kalau ada kenaikan bahan pokok yang disalahkan pedagang pasar. Padahal pedagang pasar itu diujung," kata Maulana, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Pedagang pasar pun memiliki pandangan, pemicu kenaikan harga disebabkan beberapa hal, seperti on-farm yaitu jadwal tanam yang tidak terjadwal sehingga terjadi kelebihan dan kekurangan pasokan pada momen tertentu.
Selain itu permasalahan off-farm, yaitu proses pengemasan komoditas yang belum tertata. Hal ini membuat bahan pokok khususnya sayuran dan buah mengalami kerusakan dalam proses distribusi.
Untuk mengatasi permasalah ini dibutuhkan pengetahuan bagi petani.
"Perlu pendidikan atau pengetahuan petani dalam pengemasan. Minimnya pengetahuan mengemasan misalnya bisa bikin sayuran busuk. Petani susah-susah tanamnya, hampir 30 persen di jalan rusak," tuturnya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rantai Distribusi
Maulana menambahkan, masalah rantai distribusi juga menjadi salah satu masalah yang rumit.
Selain itu, banyak inefisiensi sehingga terjadi disparitas harga pangan yang menyebabkan margin harga menjadi tinggi.
“Pemerintah perlu mempersingkat rantai distribusi untuk komoditas pangan supaya tidak terjadi disparitas harga yang tinggi,” tandasnya.
Advertisement