Penjelasan Sai dan Tahalul

Dalam bahasa Indonesia, sai berarti berupaya keras. Melambangkan usaha keras dan ketabahan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, saat mencari air untuk Ismail.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Nov 2011, 12:48 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Ada dua ritual wajib yang harus dilaksanakan setiap jemaah haji, yaitu sai dan tahalul. Berikut penjelasan mengenai keduanya.

Sai merupakan salah satu rukun haji dan umrah yang dilaksanakan setelah tawaf atau tujuh putaran mengelilingi Kakbah. Dalam bahasa Indonesia, sai berarti berupaya keras.

Sai melambangkan usaha keras dan ketabahan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air minum untuk bayinya, Ismail, yang kehausan. Siti Hajar berlari antara Bukit Safa dan Marwa di tengah terik matahari wilayah Mekkah yang berbatu.

Untuk mengenang usaha keras dan ketabahan Siti Hajar, jemaah haji juga harus melaksanakan sai. Berlari kecil antara Bukit Safa dan Marwa yang kini sudah menjadi bagian dari bangunan Masjidil Haram.

Sekarang tempat sai sudah sangat nyaman dengan udara berpendingin yang menyejukkan jemaah haji atau umrah. Bagi jemaah yang tidak kuat berlari kecil diperbolehkan untuk berjalan pelan.

Tujuh putaran sai dilakukan sekaligus tanpa jeda atau istirahat kecuali saat berdoa di Bukit Safa dan Marwa. Sai dilakukan tujuh kali. Jika kurang satu putaran saja maka sai menjadi tidak sah. Bagi jemaah yang sakit ada layanan kursi roda dengan memberikan sejumlah tip kepada para pendorongnya.

Sesudah sai, jemaah melakukan ritual tahalul. Artinya dihalalkannya kembali perbuatan yang sebelumnya dilarang selama jemaah berpakaian ihram. Tahalul ditandai dengan memotong rambut, minimal tiga helai.

Setelah tahalul awal, jemaah boleh melepas pakaian ihram dan terbebas dari larangan saat berpakaian ihram--kecuali hubungan antara suami istri. Namun setelah tahalul akhir atau sani, para suami istri yang berhaji dibebaskan melakukan hubungan badan.

Tahalul, khususnya bagi jemaah perempuan, cukup dengan memotong minimal tiga helai rambut. Namun jemaah laki-laki banyak yang bertahalul dengan cara menggunduli kepalanya. Cara itu menurut sejumlah riwayat sebagai simbol pembersihan diri dari segala dosa.(ULF)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya