BPS: Upah Riil Petani Turun 0,48 Persen

BPS mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Juli 2018 naik sebesar 0,34 persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 15 Agu 2018, 15:26 WIB
Petani merontokan gabah padi di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi, Sabtu (23/6). Petani mengeluhkan harga gabah kering panen saat ini Rp 488 ribu per kwintal dibanding tahun lalu yang menembus Rp 600 ribu per kwintal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Juli 2018 naik sebesar 0,34 persen dibanding upah buruh tani Juni 2018. Angka ini naik dari Rp 52.200,00 menjadi Rp 52.379,00 per hari. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, meski terjadi kenaikan upah nominal, upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,48 persen. Upah rill tersebut merupakan gambaran daya beli masyarakat. 

"Upah nominal naik dari Rp 52.200,00 menjadi Rp 52.379,00 per hari. Upah riil mengalami penurunan sebesar 0,48 persen," ujar dia di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Upah nominal harian buruh bangunan tukang bukan mandor pada Juli 2018 naik 0,11 persen dibanding upah Juni 2018, yaitu dari Rp 86.181,00 menjadi Rp 86.276,00 per hari. Sementara itu upah riil mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. 

Selain itu, rata rata upah nominal buruh potong rambut wanita perkepala dan upah pembantu rumah tangga per bulan juga mengalami kenaikan. Namun, terjadi penurunan daya beli masing masing 0,28 persen dan 0,30 persen. 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini


Kementan Alokasikan 1.000 Mobil Pengering Jagung Buat Petani

Mobil pengering jagung (Mobile Corn Dryer). Foto: Liputan6.com/Septian Deny)

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas mobil pengering jagung (Mobile Corn Dryer/MCD) yang siap datang menjemput jagung di lokasi sentra produksi pada Jumat (3/8/2018).

Mobil pengering jagung ini memiliki kapasitas satu ton per jam. Mobil ini akan bergerak dari satu lokasi sentra produksi ke sentra produksi lainnya untuk membantu para petani jagung di Indonesia. 

"Alhamdulillah hari ini putra terbaik bangsa menemukan alat pengering jagung pertama di Indonesia. Ini adalah 100 persen produksi dalam negeri buatan anak bangsa," tutur dia, saat melepas Mobil Pengering Jagung perdana di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.

Selama ini petani sering mengeluh saat musim hujan merugi karena kadar air tinggi sehingga mempengaruhi harga jual di petani. Mobil pengering jagung ini merupakan solusi bagi permasalahan pasca panen jagung saat musim hujan.

"Kami merevisi anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk petani Indonesia. Nantinya kami alokasikan 1.000 unit dryer untuk petani yang ada di daerah sentra produksi, di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Dompu, NTB, Gorontalo, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara” ujar dia.

Ini merupakan sejarah baru bagi pertanian Indonesia. Selama ini jagung yang didatangkan ke pabrik pengering jagung.Akan tetapi, dengan inovasi baru mobil pengering jagung (Mobile Corn Dryer/MCD) siap datang menjemput jagung di lokasi sentra produksi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya