Asian Games 2018: Si Baboon Bertekad Cetak Sejarah

Aspar Jaelolo bertekad mencetak sejarah di Asian Games 2018.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 15 Agu 2018, 20:15 WIB
Aspar Jaelolo (kiri Menpora Imam Nahrawi), usai memperkuat Timnas sport climbing Indonesia di kejuaraan panjat tebing dunia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Tak terlalu sulit untuk mengenali sosok Aspar 'Baboon' Jaelolo dalam pelatnas sport climbing Asian Games 2018. Cari saja pria berambut mohawk tipis berwarna pirang ditambah kulitnya yang gelap. Dia pasti Aspar Jaelolo.

Aspar merupakan andalan Indonesia untuk meraih emas Asian Games 2018 dari cabang sport climbing. Ia akan turun di nomor speed world record putra. Atlet kelahiran Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988, itu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tampil di multievent empat tahunan itu.

Aspar bertekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. "Saya pribadi ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Saya ingin memberikan medali emas," ucapnya seperti dikutip dari situs Federasi Panjat Tebing Indonesia.

"Saya ingin menjadi salah satu atlet yang mengukir sejarah di Asian Games kali ini. Saya bisa menyumbang medali emas untuk Indonesia biar bisa dikenang," ucapnya menambahkan.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.


Dari Lead ke Speed

Atlet Panjang Terbing Indonesia Aspar Jaelolo bertekad meraih medali emas di Asian Games 2018. (foto: kemenpora)

Aspar baru mengenal dunia panjat tebing pada 2007. Saat itu, ia mengikuti salah satu organisasi pencinta alam di Universitas Ewako, Sulawesi Tengah. "Ketika itu, di organisasi kita dikenali beberapa divisi, salah satunya panjat tebing," ucapnya.

Kiprah Aspar di kompetisi resmi dimulai saat mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Sulawesi Tengah. Saat itu, dia ikut nomor lead. Pertama kali berlaga, lulusan MA Yaspiah Pusat Wani itu langsung merebut emas.

Namun saat mengikuti TC untuk Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di Palembang, ia dipindahkan ke nomor speed. "Sekitar dua bulan kita TC bersama, saya lebih menonjol di speed. Akhirnya saya dipindahkan ke nomor speed," tuturnya.

Datang ke Palembang, Aspar begitu jemawa. Ia merasa dirinya merupakan atlet tercepat. Di babak kualifikasi, ia memang jadi yang nomor satu. Tapi ketika final, Aspar harus puas di peringkat empat. "Ternyata, masih banyak yang lebih cepat dari saya," cerita atlet yang dijuluki baboon itu karena saking cepatnya dalam memanjat papan.

 


Berlatih Keras

Hasil itu membuat Aspar tercambutk untuk berlatih keras. Upaya itu membuahkan hasil. Pada 2016 lalu, dia merebut medali emas untuk speed world record perorangan putra PON Jawa Barat, emas speed world record tim putra PON Jabar, serta emas speed world record tim campuran PON Jawa Barat.

Setahun kemudian, ia meraih medali perak untuk speed world record perorangan putra di kejuaraan nasional. Prestasi tersebut mengantarkan Aspar untuk berkompetisi di tingkat Asia dan Dunia.


Prestasi Internasional

Aspar sangat berprestasi dalam tiga tahun terakhir di kompetisi internasional. Ia meraih medali emas speed world record relay tim putra di Asian Championship Iran. Masih di event yang sama, Aspar meraih perunggu untuk speed world record individual putra.

Kemudian ia meraih perak di Tiongkok untuk speed world record individual putra dalam event IFSC World Cup 2017. Di 2018, Aspar meraih perak speed world record individual putra di IFSC World Cup 2018 di Tiongkok

Semua kompetisi yang ia ikuti meninggalkan kesan masing-masing. Kejuaraan yang paling berkesan baginya adalah Extreme Game. Alasannya, karena ia bisa menjadi juara dunia dalam event itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya