Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Kamis (16/8/2018).
Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, peluang kenaikan IHSG jelang hari kemerdekaan terbilang cukup besar. William berpendapat, IHSG dapat bergerak di level 5.660-5.988.
Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bahkan meramalkan, IHSG akan lanjutkan penguatan. IHSG berpeluang menuju ke area resisten 5.645-5.905.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyatakan, meski Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuan atau BI 7-days reverse repo rate 25 basis poin menjadi 5,50 persen,
IHSG akan merespons positif pada pergerakan indeks hari ini. Adapun BI telah menaikan suku bunga acuan sebesar 125 bps selama empat bulan ini.
Meski begitu, menurut Lanjar, ada beberapa sentimen lain yang perlu diwaspadai pengaruhi laju IHSG.
"Dari dalam negeri data pertumbuhan pinjaman dan pertumbuhan penjualan sepeda motor menjadi fokus diakhir pekan menjelang kemerdekaan RI," kata dia.
Lanjar memprediksi IHSG dapat kembali menguat 5.770-5.900.
Saham-saham moncer yang direkomendasikan analis pun beragam, antara lain sebagai berikut;
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
PT Astra International Tbk (ASII)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Sempat Tertekan, IHSG Menguat pada Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau. Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat ke posisi 14.593 per dolar Amerika Serikat.
Sentimen langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,5 persen jadi katalis positif.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 15 Agustus 2018 IHSG menguat 46,71 poin atau 0,81 persen ke posisi 5.816,59. Indeks saham LQ45 mendaki 1,03 persen ke posisi 912,37. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat kecuali indeks saham DBX.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.819,64 dan terendah 5.689,93. Sebanyak 187 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 183 saham melemah dan 128 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 407.995 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun. Investor asing jual saham Rp 225,72 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.593.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham konstruksi turun 0,28 persen. Sektor saham pertanian mendaki 5,85 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur menanjak 1,73 persen dan sektor saham aneka industri menguat 1,55 persen.
Saham-saham emiten perkebunan mencatatkan penguatan. Saham AALI naik 11,76 persen ke posisi 13.300 per saham, saham BWPT menguat 11,21 persen ke posisi 238 per saham, dan saham GZCO menguat 7,69 persen ke posisi 70 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham YPAS merosot 21,35 persen ke posisi 700 per saham, saham GMFI melemah 7,89 persen ke posisi 210 per saham, dan saham ACES turun 6,93 persen ke posisi 1.275 per saham.
Bursa Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 1,55 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,68 persen, dan indeks saham Thailand melemah 1,09 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai susut 2,07 persen, indeks saham Singapura turun 0,27 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,99 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelaku pasar merespons positif langkah BI menaikkan suku bunga acuan. Hal itu membuat IHSG menguat.
Sebelumnya pada sesi pertama, IHSG turun 1,3 persen. Hal itu didorong defisit perdagangan Juli 2018 mencapai USD 2,03 miliar. Padahal pelaku pasar prediksi defisit hanya sekitar USD 625 juta.
"Langkah efektif dari kebijakan BI dalam menetapkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menajdi 5,5 persen turut memberikan sentimen positif bagi IHSG maupun rupiah,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement