Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKB Lukman Edy menegaskan, tidak ada persekongkolan antara Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dalam menyingkirkan Mahfud MD sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
"Saya kok melihat tidak ada perebutan di sini ya. Saya pribadi tanya Pak Kiai Ma'ruf, ada tidak menyusun kekuatan tim sukses melakukan pendekatan terhadap Presiden Jokowi agar memilih? enggak ada. Beliau ikhlas. Enggak ada," kata Lukman di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018).
Advertisement
Lukman melihat usaha menjadi pendamping Jokowi lebih kental dilakukan Mahfud MD. Menurut dia, Mahfud memiliki tim khusus yang bekerja membuat citra agar bisa dipinang Jokowi.
"Jauh lebih impresif Pak Mahfud sebenarnya membentuk tim, timnya bekerja membuat pencitraan. Tapi kalau Pak Ma'ruf tidak ada. Ya enggak ada," tegas dia.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Tudingan Mahfud MD
Sebelumnya, Mahfud Md bercerita dirinya batal menjadi cawapres diwarnai dengan ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kader NU yang menjadi cawapres Jokowi.
Mahfud bercerita informasi hal ini didapat oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat keduanya melakukan pertemuan.
Saat bertemu dengan Cak Imin, Mahfud diberi tahu justru Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin yang menyampaikan ancaman jika NU bakal 'lepas tangan' andai kader NU tak menjadi cawapres Jokowi.
"(Ancaman) itu dibantah, padahal pernyataan itu (ancaman) yang menyuruh itu kiai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," kata Mahfud dalam sebuah acara talkshow yang ditayangkan secara langsung stasiun televisi swasta.
"Terus saya tanya gimana main ancam-ancam? 'Itu yang nyuruh Kiai Ma'ruf'," kata Mahfud menceritakan pernyataan Cak Imin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement