Jokowi: Bukan Hanya Fisik, Pembangunan Infrastruktur untuk Peradaban

Presiden Jokowi menyebut pembangunan infrastruktur tidak sebatas fisik saja, tetapi memiliki implikasi lain yang tak kalah penting.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Agu 2018, 10:01 WIB
Pewarta saat meninjau proyek kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/6). Pembangunan MRT merupakan kerjasama Indonesia dan Jepang dalam pembangunan infrastruktur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa banyak orang salah kaprah ketika membahas infrastruktur. Menurutnya, selama ini pembangunan infrastruktur dikira hanya urusan fisik semata. Padahal, implikasi pembangunan sangat luas. Tak hanya bangunan dan jalan yang dibuat, tapi lewat pembangunan tersebut maka peradaban akan turut terbangun.

Dalam pidatonya pada sidang tahunan MPR pada Kamis (16/8/2018), Presiden Jokowi menyebut pembangunan seperti moda transportasi tidak sekadar fisik, tapi bisa memberi dampak ke kehidupan rakyat.

"Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja. Padahal sesungguhnya, kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, lewat infrastruktur maka konektivitas akan meningkat. Alhasil, tidak hanya perekonomian yang makin terintegrasi, tetapi hubungan budaya di Indonesia bisa makin erat.

"Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," ucapnya.

Jokowi berharap, orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas. "Sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," tegasnya.

Jokowi juga berjanji akan terus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memajukan Indonesia, dan tidak hanya terfokus pada sumber daya alam (SDA) saja.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

Jokowi berkomitmen terus berinvestasi dalam manusia Indonesia. "Karena itu, membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan, untuk melapangkan jalan menuju Indonesia maju."


Menko Darmin Targetkan Proyek Infrastruktur Selesai 60 Persen pada 2019

Pekerja berjalan di koridor kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/6). Pembangunan MRT merupakan kerjasama Indonesia dan Jepang dalam pembangunan infrastruktur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution menargetkan 60 persen dari total pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi-JK selesai pada 2019. Sementara sisanya masih akan terus dikerjakan, salah satunya pengerjaan waduk.

"Mungkin sampai 2019 pasti lebih banyak menurut saya, kalau dihitung dari 2016, karena 2015 baru mulai. Sekitar 40 persen ditambah 20 persen ke depan," ujar Menko Darmin di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. 

"Tidak berarti itu (pengerjaan infrastruktur) tidak selesai. Tapi belum selesai karena bangun waduk tidak bisa 3 tahun, mungkin 5 tahun atau 6 tahun," dia menambahkan.

Darmin Nasution mengatakan, proyek terbanyak yang sudah rampung adalah non-Proyek Strategis Nasional (PSN). Sementara, PSN pengerjaan umumnya bersifat jangka panjang, tapi tidak didanai oleh Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN).

"Kalau non-PSN biasanya enggak lama. Yang multiyears tidak banyak. Hanya minoritas saja yang multiyears. Banyak kemudian langsung selesai tahun itu lebih banyak. Kemudian sisanya dalam 2 atau 3 tahun. Tapi kalau PSN hampir selalu multiyears walaupun bukan APBN," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya