Alasan Menag Lukman Tak Fasilitasi Jemaah Haji Jalani Tarwiyah

Kini, pemerintah Saudi lewat peraturan hajinya tidak memasukkan tarwiyah dalam rangkaian ibadah haji.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 16 Agu 2018, 16:16 WIB
Antisipasi jemaah haji Indonesia sakit saat wukuf, petugas siapkan ambulans sebanyak 27 mobil di Arafah. (Via: islamic-kn.blogspot.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian jemaah calon haji asal Indonesia ada yang ingin melaksanakan tarwiyah. Tarwiyah adalah amalan sunah dalam berhaji yang dilakukan pada 8 Dzulhijjah.

Dinamakan hari tarwiyah (perbekalan) karena jemaah calon haji pada zaman Rasulullah SAW mulai mengisi perbekalan air di Mina pada hari itu untuk perjalanan wukuf di Arafah.

Kini, pemerintah Saudi lewat peraturan hajinya tidak memasukkan tarwiyah dalam rangkaian ibadah haji. Kementerian Agama (Kemenag) juga menyesuaikan hal tersebut karena pelaksanaan tarwiyah bukan termasuk rukun atau wajib haji.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, pihaknya tidak melarang jemaah yang akan melakukan tarwiyah, namun juga tidak akan memfasilitasi. Sebab, kata Lukman, dalam penyelenggaraan haji pemerintah berpedoman kepada keabsahan ibadah.

"Tidak pada afdloliyat atau keutamaan," ujar Lukman, seperti dikutip dari laman www.kemenag.go.id, Kamis (16/8/2018).

Lukman mengingatkan bagi jemaah calon haji yang melaksanakan tarwiyah, maka harus mempersiapkan kondisi fisik yang prima.

"Kondisi kesehatan jemaah berpotensi terkuras dan kelelahan karena harus melakukan perjalanan ekstra ke Mina baru kemudian bergabung dengan jemaah reguler lainnya di Arafah," ucap Lukman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Harus Berhati-hati

Ribuan jemaah haji melakukan salat zuhur di luar masjid Namirah di Kota Arafah, Arab Saudi (31/8). Masjid ini hanya dibuka setahun sekali, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah, saat jemaah haji melaksanakan wukuf di arafah. (AP Photo / Khalil Hamra)

Padahal saat tarwiyah itu, menurut Lukman, Mina sebenarnya dalam kondisi yang belum siap ditinggali jemaah.

"Karena pada saat yang sama seluruh muassasah, maktab dan petugas kita fokus berada di Arafah," kata dia.

Hal ini menurut Lukman membuat jemaah tarwiyah rawan dalam aspek keamanan maupun kenyamanan.

"Saya imbau regu dan rombongan serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji memiliki tanggung jawab tinggi kepada jemaahnya yang ikut tarwiyah," pungkas Lukman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya