Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Dalam pidato tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah bergerak cepat untuk menjaga stabilitas dan daya tahan ekonomi dengan terus mendorong daya saing ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang sehat dan produktif, serta memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah juga melakukan langkah-langkah tegas dan konsisten untuk mengendalikan impor. Selain itu, pemerintah terus memacu ekspor dan meningkatkan arus modal masuk dengan menggunakan instrumen fiskal, pemberian insentif, serta memastikan reformasi perizinan bisa berjalan dengan efektif.
“Alhamdulillah, di tengah ketidakpastian ekonomi global, kita masih mampu menjaga kinerja ekonomi relatif baik dan stabil. Pertumbuhan ekonomi cukup konsisten tinggi, dari 5 persen pada tahun 2014 menjadi 5,17 persen pada semester I 2018,” jelas dia di Komplek DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Jokowi juga mengungkapkan bahwa tingkat inflasi rendah, turun dari 8,36 persen pada 2014 menjadi 3,18 persen pada Juli 2018.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Reformasi Fiskal dan Struktural
Kinerja ekonomi tersebut telah mampu memperbaiki indikator utama kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran terbuka turun dari 5,70 persen menjadi 5,13 persen. Kemiskinan turun dari 11,25 persen pada 2014 menjadi satu digit 9,82 persen pada 2018.
Selain itu, rasio gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan turun dari 0,406 menjadi 0,389, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diharapkan naik menjadi 71,5 pada 2018.
“Perbaikan indikator kesejahteraan rakyat itu terus kami upayakan di tengah dinamika yang ada. Reformasi fiskal dan struktural yang dilakukan pemerintah telah mengembalikan Indonesia ke peringkat layak investasi dari seluruh lembaga rating internasional,” tutur dia.
Peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business meningkat tajam, naik 48 peringkat dalam tiga tahun terakhir. Logistic Performance Index Indonesia juga naik 7 peringkat dalam periode 2014 - 2018.
“Capaian-capaian tersebut menjadi pemicu bagi kita semua untuk terus bekerja keras bagi peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Jokowi.
Advertisement