Liputan6.com, Islamabad - Dulu, Imran Khan dikenal sebagai pemain kriket populer, berwajah ganteng, yang menikahi perempuan berdarah biru asal Inggris, Jemima Goldsmith. Kini, pada usia 65 tahun ia diangkat menjadi Perdana Menteri Pakistan.
Imran Khan disumpah menjadi PM Pakistan setelah lebih dari dua dekade terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai orang nomor satu di pemerintahan negerinya lewat pemungutan suara di Majelis Nasional pada Jumat, 18 Agustus 2018.
Baca Juga
Advertisement
Partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), memenangkan kursi terbanyak di parlemen dalam pemilihan yang digelar Juli lalu. Dalam pemilihan di Majelis Nasional, Imran Khan didukung 176 anggota parlemen, sementara rivalnya dari Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N), Shahbaz Sharif hanya mendapat 96 suara.
Dalam pidatonya di parlemen, Khan mengulangi janji kampanyenya untuk meminta pertanggungjawaban para politisi korup dan meningkatkan peluang bagi kaum muda Pakistan.
"Pertama-tama, kami akan memulai akuntabilitas yang ketat. Saya berjanji kepada Allah bahwa setiap orang yang menjarah negara ini akan dimintai pertanggungjawaban," kata Imran Khan, seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (18/8/2018).
"Saya tidak naik lewat bahu seorang diktator. Saya meraih posisi ini setelah berjuang selama 22 tahun."
Kemenangan Imran Khan digugat partai oposisi. Konon ada aroma kecurangan dalam pemilu. Meski demikian, mereka bersedia mengikuti pemungutan suara di Majelis Nasional.
Sebelumnya, jelang pemilihan, Imran Khan dianggap sebagai kandidat yang disokong pihak militer--yang dituduh campur tangan untuk mengubah opini publik terhadap para saingannya.
Sebelum pemilihan, Khan mengatakan kepada BBC bahwa jika dia terpilih, ia akan berfokus pada ekonomi. Mata uang Pakistan, rupee, telah menurun secara signifikan pada tahun lalu. Inflasi juga meningkat, sementara defisit perdagangan negara tersebut kian meluas.
Ekspor, misalnya tekstil, terpukul akibat produk-produk murah yang dibuat oleh pesaing regional, termasuk China.
Saksikan video menarik terkait Pakistan berikut ini:
Penanaman 10 Miliar Pohon
Partai PTI sudah siap memulai program penanaman 10 miliar pohon dalam 100 hari pertamanya, kata pejabat pemerintah.
Memulihkan lingkungan yang rusak sambil mengurangi dampak pemanasan Bumi lewat kampanye penghijauan ini akan menjadi bagian terpenting pemerintahan pimpinan PTI, kata Imran Khan.
Pakistan berada pada tempat ketujuh dalam daftar negara paling terimbas oleh pemanasan global, serta merupakan salah satu negara yang palang tinggi tingkat penggundulan hutannya.
Praktik penebangan pohon yang telah berlangsung puluhan tahun telah menghabiskan lebih dari 97 persen hutan di negara itu.
"Kira-kira 40 persen dari hutan yang masih tersisa terdapat di kawasan Khyber-Pakhtunkhwa," kata Perdana Menteri Khan lagi.
Advertisement