Luar Biasa! Harta Keluarga Kerajaan Terkaya Dunia Bikin Melongo

Harta kerajaan Inggris tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga kerajaan terkaya di dunia.

oleh Siska Amelie F DeilBawono Yadika diperbarui 21 Agu 2018, 07:01 WIB
Raja Salman salat Idul Fitri di Masjidil Haram. (SPA)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga kerajaan Inggris hingga saat ini diprediksi memiliki total kekayaan bernilai USD 88 miliar atau setara Rp 1.283 triliun. Dengan kekayaan sebanyak itu, tetap saja jumlahnya masih tertinggal jauh dari harta yang dimiliki keluarga kerajaan terkaya di dunia.

Melansir laman CNBC, kerajaan terkaya di dunia diduduki oleh House of Saud (Wangsa Saud), tahta kerajaan yang memimpin Arab Saudi. Wangsa Saud diprediksi memiliki kekayaan hingga mencapai USD 1,4 triliun atau Rp 20.424 triliun (USD 1= Rp 14.589).

Seperti kebanyakan keturunan kerajaan Inggris, anggota kerajaan Arab Saudi seringkali sangat tertutup soal kekayaannya. Hingga saat ini diketahui gaya hidup mewah anggota keluarga kerajaan berupa deretan pesawat pribadi, kapal pesiar mewah, helikopter terbaik, properti mewah berisi furnitur berlapis emas, serta dispenser Kleenex berlapis emas.

Meski begitu, anggota keluarga kerajaan Arab Saudi juga banyak menyalurkan sumbangan pada yang membutuhkan melalui berbagai lembaga amal dan berinvestasi pada masyarakat. Yang terbaru, negara tersebut menyumbangkan jutaan dolar pada Bank Dunia guna mendukung para pengusaha wanita.

Asal Muasal Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi

Kekayaan keluarga kerajaan dimulai dari penemuan sumber minyak lebih dari 75 tahun lalu di bawah kepemimpinan King Abdulaziz bin Saud. Perusahaan gas dan minyak milik negara, Saudi Aramco, kini diprediksi bernilai lebih dari USD 2 triliun. Jika estimasi tersebut tepat, maka Saudi Aramco adalah salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia.

Salah satu anggota kerajaan yang paling berpengaruh adalah Raja Salma yang menduduki tahta kerajaan pada 2015. Dia dilaporkan memiliki kekayaan senilai USD 17 miliar. Saat ini, sang raja yang telah berusia 82 tahun lebih banyak menyerahkan kepemimpinan negara pada anaknya Pangeran Mohammed Bin Salman yang baru berusia 32 tahun.

Dalam rangka mengurangi tingkat korupsi tahun lalu, Pangeran Mohammed didorong untuk mengalihkan seluruh kekayaannya pada negara. Termasuk sebagian besar dari harta milik keluarganya. Sebagai hasilnya, Forbes menghapus 10 anggota keluarga kerajaan dari daftar tahunan miliarder terkaya dunia yang dirilisnya.

 


Beli Lukisan

Menurut New York Times, sang pewaris tahta kerajaan baru-baru ini membeli sebuah lukisan Da Vinci senilai USD 450 juta, kapal pesiar senilai USD 500 juta dan rumah megah senilai USD 300 juta di Prancis.

Dia juga dilaporkan memiliki dua rumah di London dan Spanyol.

Dalam sebuah wawancara, putra mahkota kerajaan mengatakan, keuangannya merupakan hal yang sangat pribadi. Dia juga merasa tak perlu meminta maaf atas gaya hidupnya yang mewah.

"Saya orang kaya dan bukan orang miskin. Saya bukan Gandhi atau (Nelson) Mandela. Saya anggota keluarga yang memerintah ratusan tahun sebelum Arab Saudi berdiri," pungkasnya.

Lagipula, ia melanjutkan, 51 persen dari kekayaannya digunakan untuk sumbangkan. Barulah sisa 49 persen dari kekayaannya digunakan untuk keperluan pribadi.

 


Kisah Mantan Atlet Jadi Miliarder Terkaya di Brasil

Pemandangan di sekitar pantai Copacabana di Rio de Janeiro, Brazil (AFP PHOTO/Yasuyoshi CHIBA)

Jorge Paulo Lemann membuktikan menjadi orang terkaya di dunia tidak harus menghabiskan masa muda di dunia teknologi. Miliarder terkaya di Brasil ini memiliki masa muda yang sangat kaya akan pengalaman di bermacam bidang.

Dilansir Time, ketika muda, Lemann adalah seorang atlet tenis handal. Ia menyebut bisa diterima di Universitas Harvard karena kemampuannya sebagai petenis, bukan karena ia pintar. Ternyata di Harvard, pria keturunan Swiss ini bukan pula murid yang aktif.

Tahun pertama di Harvard begitu mengerikan. Saya hanya 17 tahun dan saya merindukan pantai dan matahari. Boston (lokasi Harvard) terlalu dingin untuk saya," kata Lemann yang lahir di Rio de Janeiro, sebuah kota besar di tepi pantai Brasil.

Karena ditekan oleh orang tuanya, Lemann berhasil lulus dari Harvard lebih dini. Namun, dia mengaku menyesal karena tidak belajar serius di Harvard. Apalagi saat itu banyak orang-orang terkenal yang menjadi profesor di Harvard, seperti Henry Kissinger yang kelak menjadi Menteri Luar Negeri di era Presiden Reagan.

Setelah tahun-tahunnya di Harvard, ia menjadi jurnalis di Jornal do Brasil, dan sekali lagi ia merasa tidak cocok pada profesi itu. Akhirnya, ia berlatih di Credit Suisse. Inilah yang kemudian mengantarnya menjadi ke posisi orang terkaya.

Saat berlatih di Credit Suisse, ia ternyata menjadi lebih serius bermain tenis. Ia menjadi atlet pro berprestasi internasional di Swiss, dan pernah berlaga di Wimbledon.

Lemann memilik fokus pada investasi ketimbang olahraga. Ia mendirikan 3G Capital, sebuah firma yang memiliki investasi di sektor konsumen seperti Anheuser-Busch, perusahaan bir terbesar di dunia, Burger King, Tim Hortons, Kraft, dan Heinz.


Masih Cinta Olahraga Air

Gromsearch milik Rip curl adalah program pencarian bibit peselancar berbakat yang akan dibina untuk menjadi atlet profesional. (Rip Curl)

Usia senja pun tidak menghalangi Lemann untuk terus berolahraga ketika punya waktu senggang. Apa favoritnya? Sesuai kecintaannya pada pantai, ia masih menyukai berselancar dan spearfishing. Ia pernah mengaku pengalamannya bersama ombak memberikannya pelajaran mengenai risiko.

Alasannya fokus pada industri bir juga dipengaruhi fakta orang-orang terkaya di Amerika Latin ada di industri tersebut. "Saya melihat Amerika Latin dan siapa orang terkaya di Venezuela? Seorang pembuat bir. Yang terkaya di Kolombia? Pembuat bir. Terkaya di Argentina? Pembuat bir," ucapnya pada 1989 silam.

Menurut indeks Bloomberg, kekayaannya saat ini ditaksir mencapai USD 26,2 miliar atau setara Rp 379 triliun (USD 1 = Rp 14.485). Di kancah internasional, ia bermitra dengan miliarder Warren Buffett

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya