Gempa Lombok Tak Buat Turis Korsel Enggan Berwisata ke Indonesia

Beberapa pekan usai gempa Lombok, Wakil Wali Kota Seoul mengaku tak khawatir jika masyarakat Korea Selatan jadi enggan ke Indonesia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 19 Agu 2018, 18:41 WIB
Deputi Wali Kota Seoul Yun Jun-byeong di Jakarta (19/8) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan 7,0 SR yang mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018 beserta ratusan lindu susulannya, tak hanya menimbulkan ratusan korban jiwa, ribuan korban luka, dan kerusakan infrastruktur secara signifikan, namun juga, memaksa hampir ratusan turis mancanegara harus pulang lebih cepat dari pelesiran mereka.

Menurut laporan Foreign Visitor Help Desk (FVHD) Kementerian Luar Negeri RI, setidaknya ada lebih dari 70 WNA dari 19 negara berbeda yang harus dievakuasi dari kawasan tiga Gili saja. Itu belum termasuk sekitar 46 WNA yang memutuskan tetap tinggal, serta puluhan turis mancanegara lain di wilayah selain Gili.

Namun kini, beberapa pekan usai gempa Lombok terjadi, pejabat Ibu Kota Korea Selatan --salah satu negara dengan jumlah wisatawan ke RI yang cukup banyak-- mengaku tak khawatir jika masyarakat Negeri Ginseng jadi enggan ke Indonesia.

Booth pameran turisme kota Seoul di West Mall Grand Indonesia Jakarta. Booth tersebut dibuka untuk publik pada 17-19 Agustus 2018 (19/8) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

"Tidak mungkin turis dari Seoul atau Korea Selatan ke Jakarta atau Indonesia itu menurun pada masa mendatang ... meski mungkin belakangan terakhir ada kekurangan akibat gempa Lombok atau masalah lain," kata Yun Jun-byeong, Deputi Wali Kota Seoul saat menyambangi booth pameran turisme kotanya di West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (19/8/2018).

Menguatkan keyakinannya, Deputi Wali Kota Yun Jun-byeong mengatakan bahwa "orang-orang Korea Selatan itu sudah mengenal baik Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Lombok dan destinasi wisata populer lain."

"Memang untuk sementara, saya melihat ada penurunan pascagempa. Hanya saja, warga Seoul dan Korea Selatan secara umum, sedang berusaha untuk mengenali Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan."

Yun Jun-byeong juga mengatakan bahwa pemerintah Kota Seoul terus berupaya untuk memberikan wadah promosi turisme Jakarta atau Indonesia, serta membuka banyak kesempatan aktivitas promosi wisata dan budaya Indonesia "agar warga Seoul dan Korea bisa mengenal Jakarta dan Indonesia secara lebih dalam."

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:


Intensifikasi Kerja Sama Sister City dengan Jakarta

(kedua dari kiri) Waki Wali Kota Seoul Yun Jun-byeong di Jakarta (19/8) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Seoul Yun Jun-byeong menggarisbawahi bahwa Jakarta dan Seoul telah menjalin kerja sama sister city selama lebih dari 30 tahun. Di bawah kerja sama itu, kedua kota sepakat untuk bahu-membahu dalam sektor turisme dan people-to-people contact atau people-to-people exchange.

Menegaskan kembali komitmennya terkait kerja sama itu, Yun Jun-byeong mengatakan, "Seoul dan Jakarta terus berdiskusi dan saling bantu terkait sektor wisata."

"Seperti, pertukaran soal teknologi perkotaan yang berorientasi pada konsep smart city, transportasi khususnya perkereta-api-an ... semua itu sedang kami diskusikan. Dan kami menginginkan ada berbagi pengalaman dan dialog yang lebih banyak dengan pemerintah Jakarta terkait hal itu."

Promosi Seoul di Jakarta

Kunjungan Wakil Wali Kota Yun Jun-byeong ke Ibu Kota adalah dalam rangka menyambangi booth '2018 Live Seoul Playground in Jakarta' yang digelar di West Mall Grand Indonesia mulai tanggal 17-19 Agustus 2018.

Dengan konsep "Play in Seoul for 24 Hours from Day to Night" para pengunjung dapat merasakan pengalaman 'tak langsung' kota Seoul lewat atraksi 'virtual reality' yang dipasang di booth tersebut.

Instalai Virtual Reality di booth pameran turisme kota Seoul di West Mall Grand Indonesia Jakarta. Booth tersebut dibuka untuk publik pada 17-19 Agustus 2018 (19/8) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Ada pula instalasi 'Seoul is Zone', di mana pengunjung dapat menyaksikan berbagai festival musik serta mengetahui makanan dan budaya dari Seoul.

Selain itu ada pula instalasi 'Lets Go Seoul' yang memperkenalkan area beauty dan fashion tempat-tempat yang sedang hype di Ibu Kota Korea Selatan tersebut, serta instalasi 'With Seoul' yang memperkenalkan sekitar 85 restoran halal yang dapat dijajal oleh para turis mancanegara muslim --termasuk Indonesia yang 87 persen total penduduknya merupakan pemeluk Islam.

Dalam sebuah keterangan tertulis, pemerintah Kota Seoul menyatakan, "Pameran ini memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk tahu dan mendapatkan informasi menarik mengenai tempat-tempat terkenal di Seoul, tanpa merasakan secara langsung ... sehingga minat masyarakat Indonesia untuk melancong ke Seoul akan terus bertumbuh di masa mendatang."

Booth serupa juga dibuka di beberapa kota lain di Asia Tenggara, seperti di Bangkok pada 19-22 Juli 2018 lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya