Liputan6.com, Jakarta - Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 576 kali selama sehari, Sabtu 18 Agustus 2018. Namun, tidak ada peningkatan status gunung yang terletak di Selat Sunda, Lampung, itu.
"Tidak ada peningkatan status gunungapi. Status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (level II) dengan radius zona berbahaya di dalam radius 2 km," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, seperti diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (19/8/2018).
Advertisement
Menurut dia, status Waspada (Level II) ini ditetapkan sejak 26 Januari 2012. Status Waspada berarti, aktivitas vulkanik gunung tersebut di atas normal, sehingga dapat terjadi erupsi kapan saja.
"Tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitasnya di dalam radius 2 km," jelas Sutopo.
Dia mengatakan erupsi di Gunung Anak Krakatau merupakan hal biasa dan normal. Ibarat manusia, lanjut dia, gunung ini masih dalam pertumbuhan.
Gunung ini masih aktif meletus untuk tumbuh besar dan tinggi. Terlebih, Gunung Anak Krakatau baru muncul di permukaan laut pada 1927. Setiap tahunnya, gunung ini bertambah tinggi rata-rata 4-6 meter.
"Gunung akan menambah tubuhnya untuk lebih tinggi, besar, dan lebih gagah dengan cara meletus," kata Sutopo.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kekuatan Tidak Besar
Sutopo memastikan energi letusan Gunung Anak Krakatau tidak besar. Dia mengatakan kemungkinannya meledak seperti sang ibu, Gunung Krakatau, sangat kecil.
"Sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti letusan ibunya yaitu Gunung Krakatau pada 1883. Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," ujar Sutopo.
Dia pun mengimbau masyarakat tetap tenang. BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, PVMBG dan BKSDA telah melakukan langkah antisipasi. Yang penting, kata dia, masyarakat mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 km dari puncak kawah.
"Di luar itu aman. Justru sesungguhnya ini adalah peluang untuk wisata dan edukasi gunung api. Tidak semua negara memiliki gunung api. Indonesia memiliki 127 gunung api aktif. 13 persen gunung api aktif di dunia ada di Indonesia," tutur Sutopo.
"Tinggal bagaimana kita menyikapi dan harmoni dengan alamnya. Selalu ada berkah di balik bahaya yang mengancamnya selama kita mengenali dan berada di tempat yang aman. Kita bisa mengemas paket wisata letusan Gunung Anak Krakatau sekarang. Apalagi legenda letusan Gunung Krakatau begitu mendunia," sambung dia.
Advertisement