Liputan6.com, Jakarta - Kesuksesan mengalahkan taekwondoin Iran, Marjan Salahshouri pada final poomsae tunggal putri Asian Games 2018 bukan sebuah kejutan besar bagi Defia Rosmaniar. Itu karena rintangan terbesarnya adalah atlet Korea Selatan.
Bicara soal persaingan taekwondo di Asian Games, Korsel adalah rajanya. Tak ada satupun negara yang mampu mendekati pencapaian kehebatannya selama tampil di Asian Games. Tercatat, sudah 53 emas yang diraih mereka sepanjang keikutsertaan di Asian Games.
Baca Juga
Advertisement
Negara yang paling mendekati koleksi emas Korsel adalah Iran dengan 12 emas. Karenanya, atlet-atlet Korsel menempati posisi unggulan saat cabor taekwondo nomor poomsae mulai dipertandingkan di Plennary Hall JCC Senayan, Minggu (19/8/2018).
"Bahagia sekali. Memang saya pikir ini memang dari karakter Devia. Semifinal ya sempat takut, paling susah main poomsae melawan Korsel. Apalagi, waktu itu Devia main poomsae kalah latihan di Indonesia," ujar pelatih Defia, Sheung Jung Shin.
*Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga informasi terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini
Perjalanan Defia
Defia memulai perjalanannya menuju medali emas Asian Games 2018 dengan mengalahkan taekwondoin Hong Kong, Ka Yiu Wong 8,220-7,690. Lalu ia mengalahkan wakil Vietnam Tuyet Van Chau 8,460-8,330 di perempat final dan Yun Jihye (Korea Selatan) 8,520-8,400 di semifinal.
Setelah melewati adangan Korsel, secara otomatis wanita berhijab asal Jawa Barat itu telah melewati rintangan terberat. Karenanya, ia tak begitu terbebani saat harus berjumpa dengan Salahshouri di final dan memastikan kemenangan dengan 8,690-8,470.
"Saya lihat tidak gugup di atas panggung. Devia sudah menunjukkan 100 persen di atas panggung, saya puas. Paling berat memang lawan Korsel. Waktu tes event, Devia belum tampil 100 persen karena ia masih mempersiapkan latihan untuk Asian Games," kata Shin.
Sekadar catatan, wanita kelahiran 25 Mei 1995 itu adalah penyumbang medali emas pertama Asian Games 2018 untuk Indonesia. Ini juga jadi emas pertama dalam sejarah keikutsertaan taekwondo Indonesia di ajang Asian Games.
Advertisement