Utang Jatuh Tempo Rp 490 T pada 2019, Kemenkeu Optimalkan Surat Utang

Kementerian Keuangan menyatakan kepercayaan investor masih tinggi buat Indonesia.

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Agu 2018, 12:48 WIB
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Beban utang jatuh tempo Indonesia pada 2019 sebesar Rp 409 triliun. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, salah satu sumber pembayaran utang itu diperoleh melalui surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN).

"Utang Rp 409 triliun ini bayarnya pakai SBN dan dari pinjaman," tutur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/8/2018).

Luky menuturkan, rencana pembayaran utang jatuh tempo dipaparkan pada Desember 2018.

"Nanti strateginya akan kami sampaikan bulan Desember. Semuanya, nanti berapa growth issues nya, komposisi dari rupiah non rupiah, yang sukuk dan yang konvensional itu nanti kita lihat," ujar dia.

Menurut Luky, selama ini kepercayaan investor terhadap SBN masih terbilang baik. 

"Selama ini kita pernah default enggak? Tidak? Karena apa? Karena ada kepercayaan. Kita sudah sisihkan untuk pinjaman. SBN kita refinancing roll over. Selama ini kepercayaan investor sangat tinggi buat Indonesia," kata dia.

Lebih lanjut Lucky mengatakan, Kemenkeu akan melihat profil utang jatuh tempo tersebut dahulu untuk menutupi utang ini.

"Kita selalu lihat ada profil jatuh temponya, baik dari pinjaman maupun dari SBN. Ada yang bisa kita roll over (refinancing), ada juga yang kita bayar. Jadi kiat untuk pinjaman itu nett negatif, artinya, kita menarik pinjaman itu lebih kecil dari yang kita bayar cicilan pokoknya," tutur dia.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

 


Respons Ketidakpastian Global, Kemenkeu Kembali Jual Surat Utang Negara

Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara resmi membuka masa penawaran instrumen surat utang negara (SUN) Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004 kepada investor individu secara online (e-SBN). Masa penawaran itu akan berlangsung mulai 20 Agustus sampai 13 September 2018.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, mengatakan, penerbitan surat utang negara (SUN) berbasis SBR004 tersebut merupakan antisipasi atas kondisi sektor keuangan global yang saat ini tidak menentu.

"Sektor keuangan dan dunia sedang alami tekanan, bagaimana kita menanggapi pasar keuangan, terutama memperdalam pasar keuangan--khususnya di sektor pasar obligasi. Bagaimana kita juga ikut membangun negara ini dengan membeli SBR004," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 20 Agustus 2018.

Luky menambahkan, investor dapat membeli SBR004 dengan daftar mitra distribusi yang ada seperti dari perbankan (Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Permata, Bank BRI, dan Bank BTN), perusahaan efek (Trimegah sekuritas), fintek (Investree dan Modalku) serta perusahaan efek khusus seperti Bareksa dan juga tanam duit.

"Instrumen ini memiliki daya tarik kupon yang tinggi, yakni 8,05 persen dan bersifat mengambang terhadap suku bunga BI 7 Days Repo Rate," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya