Liputan6.com, Jakarta Gempa kembali terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada Minggu (19/8/2018) malam pukul 21.56 WIB, terjadi gempa berkekuatan Magnitudo 7, di 30 kilometer (km) arah timur laut Lombok Timur, dengan kedalaman 10 km.
Dalam jangka waktu kurang dari 1 jam berikutnya, tiga gempa susulan kembali menerjang dengan kekuatan bervariasi antara Magnitudo 5,0 hingga 5,8.
Advertisement
Gempa ini tidak berpotensi tsunami, meski dapat dirasakan kuat getarannya di beberapa kota dan kabupaten sekitar lokasi kejadian.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menyatakan bahwa akibat gempa ini Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur mengalami rusak berat.
“Akibat gempa semalam, Pelabuhan Kayangan rusak berat dan tidak dapat difungsikan untuk sementara waktu,” ujar dia, Senin (20/8/2018).
Budi menyatakan, kerusakan infrastruktur dan fasilitas Pelabuhan Kayangan Lombok Timur meliputi causeway dan trestle di dermaga 2 mengalami penurunan dan dalam keadaan retak.
Selain itu, lapangan parkir yang berada dekat dermaga 1 mengalami retak sebagian.
“Setelah kejadian gempa petugas yang ada di pelabuhan meninggalkan lokasi dan listrik dalam keadaan dipadamkan. Oleh karena itu, sejak gempa terjadi tadi malam tidak ada layanan pelayaran di Pelabuhan Kayangan,” kata dia saat memberikan keterangan mengenai kondisi terkini di Pelabuhan Kayangan.
Untuk sementara, kegiatan di Pelabuhan Kayangan hanya sebatas bongkar muatan dari Pelabuhan Poto Tano.
“Karena masih ada guncangan kecil akibat gempa yang masih terasa pagi ini, maka kami akan tetap memantau kondisi terkini di lokasi gempa dan Pelabuhan Kayangan. Semoga kerusakan yang ada dapat segera diperbaiki dan dapat beroperasi dengan normal kembali,” tutur Budi.
Dia berharap kondisi di Pelabuhan Kayangan maupun lokasi terdampak gempa lainnya segera pulih dan membaik.
* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
10 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Lombok Minggu Malam
Gempa bumi beruntun mengguncang Lombok menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan bertambah. Gempa dengan kekuatan Magnitudo 6,9 (bukan Magnitudo 7, telah diralat BMKG) mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Minggu, 19 Agustus 2018 pukul 19.56 WIB. Gempa ini menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara dengan intensitas VI-VII MMI (kuat).
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (20/8/2018) pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan), dan 6 unit fasilitas ibadah.
"Ini adalah data sementara karena pendataan masih berlangsung. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat," ujar Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Dari 10 orang meninggal dunia akibat gempa Magnitudo 6,9 berasal dari Kabupaten Lombok Timur 4 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 1 orang. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi.
Saat kejadian gempa masyarakat banyak yang berada di luar rumah dan di pengungsian sehingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa.
"Rasa trauma guncangan gempa, apalagi pada Minggu siang terjadi gempa Magnitudo 6,5 di Lombok Timur menyebabkan masyarakat memilih berada di luar rumah. Korban meninggal sebagian karena tertimpa bangunan roboh dan sebagian karena serangan jantung kaget menerima guncangan gempa yang keras," ujar Sutopo.
Bantuan logistik terus disalurkan ke korban gempa di Lombok. Stok logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Apalagi bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Adanya gempa Magnitudo 6,9 telah menyebabkan beberapa jalan mengalami rusak dan longsor.
Advertisement