Keju Mumi Berusia 3.300 Tahun Ditemukan di Makam Kuno Mesir, Berisi Kutukan?

Para arkeolog secara tak sengaja menemukan keju tertua di dunia, saat mereka menggali untuk meneliti sebuah makam kuno di Mesir.

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Agu 2018, 21:00 WIB
Di sebuah pemakaman yang berada di Saqqara, Mesir, para peneliti menemukan guci berisi bongkahan keju berusia 3.300 tahun. (Enrico Greco, University of Catania, Italia)

Liputan6.com, London - Para peneliti baru saja menemukan keju tertua di dunia, di Saqqara, Mesir. Penganan yang terbuat dari susu ini ditemukan di antara pecahan tembikar berukuran besar di dalam Makam Ptahmes (Tomb of Ptahmes),

Ptahmes memegang beberapa jabatan penting selama pemerintahan Firaun Seti I, antara lain wali kota Memphis, panglima militer, pengawas keuangan dan juru tulis kerajaan. Ketika kekuasaan digantikan oleh anak laki-laki Seti I, Ramses II, Ptahmes naik jabatan menjadi Hight Priest of Amun atau Imam Besar Amun di Karnak.

Makam tersebut diduga dibangun pada Abad ke-13 Sebelum Masehi (SM), sehingga bangunan ini --beserta keju di dalamnya-- berumur sekitar 3.300 tahun. Temuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Analytical Chemistry pada 25 Juli 2018.

Mengutip laman Live Science, Senin (20/8/2018), potongan keju itu ditemukan secara tak sengaja oleh para peneliti dari University of Catania di Italia dan Cairo University di Mesir dari sebuah misi penggalian tahun 2013-2014.

Saat membuka salah satu serpihan guci, mereka menemukan sesuatu: massa padat berwarna kuning keputihan.

Di sekitar benda itu, ilmuwan juga menemukan secarik kain kanvas yang mungkin digunakan untuk melindungi dan menutup gumpalan tersebut. Tekstur kain kanvas ini menunjukkan bahwa keju itu masih sangat utuh saat disisipkan ke dalam Makam Ptahmes.

Untuk membuktikannya, para periset memotong keju dan membawanya ke laboratorium kimia untuk analisis. Di sana, tim mencairkan sampel ini dalam larutan khusus untuk mengisolasi protein tertentu yang terkandung di dalamnya.

Hasil mengungkapkan bahwa "keju mumi" itu mengandung lima protein terpisah yang biasa ditemukan dalam susu Bovidae (susu dari sapi, domba, kambing atau kerbau).

Sehingga para peneliti menyimpulkan, penganan tersebut mungkin adalah "produk seperti keju" yang terbuat dari campuran susu sapi dan susu kambing atau susu domba.

"Sampel ini mewakili keju padat tertua yang ditemukan sepanjang sejarah," tulis para peneliti dalam riset mereka.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Berisi Kutukan? Ini Kata Ilmuwan

Di sebuah pemakaman yang berada di Saqqara, Mesir, para peneliti menemukan guci berisi bongkahan keju berusia 3.300 tahun. (Enrico Greco, University of Catania, Italia)

Banyak spekulasi muncul terkait "keju mumi" ini, terlebih dari golongan awam. Banyak orang menganggap bahwa keju tersebut telah dikutuk, sehingga siapa saja yang memakannya bisa celaka.

Tentu saja mitos salah kaprah itu bisa ditepis oleh para ilmuwan.

Bukan kutukan yang akan membunuh mereka yang bernyali mencicipinya. Ilmuwan mengatakan, apabila ada seseorang yang berani memakan keju itu dan kemudian dirinya terserang penyakit, ini disebabkan karena bakteri jahat yang terkandung di dalam keju.

Sebab, keju tersebut sudah terkubur selama ribuan tahun dan sudah mengalami reaksi kimia yang beragam.

Menurut analisis tim penelitian, keju itu mengandung protein yang terkait dengan Brucella melitensis, bakteri yang bisa menyebabkan penyakit menular brucellosis --penyakit infeksi bakteri Brucella yang disebarkan dari hewan ke manusia, umumnya melalui konsumsi susu, terutama susu yang tidak dipasteurisasi atau produk olahan lainnya.

Gejalanya meliputi demam berat, mual, muntah dan berbagai gangguan pencernaan lainnya yang lebih parah.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya