Jakarta Pernah dengar pernyataan bahwa saat rasa lapar melanda emosi seseorang cenderung tak stabil. Sehingga muncullah istilah hangry, kombinasi dari hungry dan angry. Memang benar, studi bahkan menunjukkan lapar memengaruhi mood.
Saat lapar, tubuh memproduksi hormon kortisol dan adrenalin yang memicu stress. Itulah mengapa lapar membuat emosi kita lebih intens. Namun, apakah semata-mata rasa lapar yang membuat kita mudah marah?
Advertisement
Sebuah studi terhadap orang dewasa Amerika mempelajari hal ini. Hasilnya mengungkapkan bahwa hangry dipicu oleh situasi. Ketika orang merasa lapar, kemudian dihadapkan pada sebuah situasi negatif, maka ia dengan mudah menjadi hangry.
Karena pada dasarnya rasa lapar memberi perasaan tidak menyenangkan, orang jadi lebih mudah berpikir negatif, alhasil mudah marah.
Rasa Lapar VS Emosi
Kesimpulannya, hangry muncul ketika kita merasa lapar, namun terkamuflase oleh keadaan sekitar yang memicu suasana negatif. Kita cenderung akan menyalahkan keadaan sekitar dibanding rasa lapar yang sebenarnya jadi penyebab utama naiknya emosi. Itulah mengapa, kita harus lebih memperhatikan kondisi kita, terutama saat lapar.
Advertisement
Rasa Lapar VS Emosi
Ada cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah hangry muncul. Pertama, persiapkan diri untuk menunda lapar. Misalnya, bawa snack atau makan dengan makanan kaya protein yang mengenyangkan. Namun, jika tidak sempat makan dan dihadapkan pada kondisi tertekan (misal, terjebak macet atau dikejar deadline), pastikan melakukan hal-hal menyenangkan untuk mendorong perasaan positif muncul, misalnya saja mendengarkan musik.
Last but least, perhatikan diri. Ketika sedang lapar, lalu dihadapkan pada hal menyebalkan, segeralah makan. Karena siapa tahu, rasa lapar lah yang membuat kita mudah emosi.
Penulis: Monica Dian
Sumber: Fimela.com