Defisit Transaksi Berjalan Persulit Penguatan Rupiah

BI akan selalu melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

oleh Merdeka.com diperbarui 20 Agu 2018, 19:30 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar AS di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan penguatan setelah sebelumnya bertahan di level 14.600 per dolar AS. Pagi pagi ini, rupiah dibuka di level 14,583 per dolar AS, menguat tipis dibanding penutupan kemarin di level 14.593 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsyah mengatakan, sangat sulit untuk membalikkan tren rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

Alasannya, saat ini Indonesia masih terkungkung oleh defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD). Selain itu, secara global saat ini dolar AS tengah menguat di hampir semua nilai tukar mata uang banyak negara di dunia.

"Makanya gini, kami melihatnya tidak semua negara bisa membalik dolar AS. Semua melemah," kata Nanang di Gedung BI, Senin (20/8/2018).

Dia mengungkapkan, saat ini rupiah sudah melemah 7 persen terhadap dolar AS. Mata uang negara lain pun mengalami hal yang sama dengan besaran pelemahan yang berbeda-beda.

"Untuk rupiah misalnya sudah melemah 7 persen, India 9 persen, dan ada negara lain yang sampai 20 persen," ujarnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Intervensi

Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

BI akan selalu melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Intervensi juga dilakukan untuk menghindari pelemahan rupiah merosot tajam. Sebab jika rupiah merosot secara tajam dipastikan akan membuat panik semua pihak.

"Kalaupun melemah, melemahnya secara gradual. Jangan melonjak tajam dan orang panik. Kami harapkan gradual saja (pelemahannya) yang penting cadangan devisa aman." tutup dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya