Liputan6.com, Jakarta - Pohon mindi Melia Azedarach yang juga dikenal sebagai pohon Sukarno tumbuh lebat di Arafah, Arab Saudi. Pohon itu membantu membuat sejuk suasana di tenda Arafah.
"Alhamdulillah, saya bersyukur pohon-pohon ini pada tahun ini sungguh cepat tumbuh, terus tumbuh, dan ini semoga membuat kesejukan tersendiri bagi jemaah," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Advertisement
Selain dibantu rindangnya pohon Sukarno, Lukman mengatakan jemaah juga semakin nyaman berada di Arafah karena sistem pendingin ruangan diganti. Tahun ini, sistem pendingin ruangan menggunakan kipas mist fan.
"AC itu memerlukan daya listrik yang besar," ucapnya.
Seperti diketahui, tenda-tenda di Arafah tidak terdapat listrik yang besar. Suplai hanya tersedia melalui mesin genset.
"Sementara di sini tidak ada listrik yang ada menggunakan genset," kata Lukman.
Nantinya, kata Lukman, untuk menjaga sirkulasi tetap terjaga, muasassah diminta untuk menyediakan lebih banyak kipas angin di Arafah ini. Tenda-tenda, kata dia, akan dibuka sehingga sirkulasi udara menjadi lebih baik.
"Mudah-mudahan tahun ini bisa lebih baik," jelas Lukman.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sekilas tentang Pohon Sukarno
Sebutan Pohon Sukarno muncul untuk menghargai inisiasi Presiden pertama Indonesia itu ketika mengajukan usulan menanam pohon di Arafah pada 1960-an.
Cerita itu berawal ketika Sukarno yang berhaji melihat kondisi kering padang Arafah. Melalui relasi diplomatik yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi, Sukarno mengusulkan ke Raja Arab Saudi Saud bin Abdulaziz al Salad untuk menanam pepohonan.
Dipilihlah pohon mindi. Pohon ini dipercaya mampu bertahan hidup di padang pasir dan mampu memberi keteduhan.
Advertisement