MotoGP: Pernyataan Rossi Bikin Bos Ducati Bingung

Rossi seperti merasa tak mampu bersaing lagi dengan pembalap Ducati dan Honda.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2018, 05:30 WIB
Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. (Twitter/Yamaha MotoGP)

Liputan6.com, Jakarta Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi dibuat bingung dengan pernyataan yang baru-baru ini diutarakan Valentino Rossi. Saat itu dia mengatakan bahwa tim Ducati dan Honda merupakan tim yang memiliki organisasi seperti di Formula 1.

Pernyataan yang disampaikan Rossi itu berkaitan dengan permasalahan motor M1 yang dihadapinya lebih dari satu tahun. Alhasil, pembalap berjuluk The Doctor itu merasa tak mampu bersaing dengan pembalap Ducati dan Honda.

"Saya pikir itu kesalahan untuk meremehkan Yamaha atau mengatakan mereka tidak sesuai dengan tugasnya. Ducati telah memulai proyek pengembangan motor sejak 90-an dan telah menempatkan seorang insinyur dalam struktur teknis. Karena itu, saya tidak percaya ada tim yang kurang dari kami," ujat Tardozzi seperti dikutip dari GPOne, Selasa (21/8/2018).

"Jadi kata-kata Rossi membuat saya bingung. Apalagi satu tahun lalu orang mengatakan bahwa Yamaha adalah patokan, sehingga aneh untuk tidak memercayai ini sekarang. Saya mengerti Rossi, tapi saya tidak berpikir itu akan lama sebelum dia kembali ke depan," Tardozzi menambahkan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.


Tujuan Besar

Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. (Twitter/Yamaha MotoGP)

Terlepas dari pernyataan Rossi, Tardozzi memiliki tujuan besar pada balapan paruh kedua MotoGP musim ini. Dikatakannya, tim akan terus berjuang untuk merebut gelar di konstruktor dan memberikan motor yang kompetitif kepada Jorge Lorenzo maupun Andrea Dovizioso.

"Mimpi adalah dasar kehidupan - jika Anda tidak memilikinya, itu berarti Anda kehilangan sesuatu. Kami tahu siapa yang kami hadapi, tetapi tujuan kami adalah menyelesaikan sebagai wakil juara dan bertujuan untuk merebut gelar pabrikan. Selama kita masih memiliki peluang matematis, pertempuran terus berlanjut tentunya," Tardozzi mengakhiri. (David Permana)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya