Liputan6.com, Purwokerto - Selasa pagi, 21 Agustus 2018, warganet Purwokerto dan sekitarnya dihebohkan oleh beredarnya video guru pukul siswanya. Belakangan diketahui, dugaan kekerasan di dunia pendidikan ini terjadi di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto.
Dalam tayangan video berdurasi kurang lebih 29 detik itu, guru terlihat masuk ke dalam kelas. Saat itu, ada sejumlah siswa yang tengah duduk.
Tak jelas duduk perkaranya, tiba-tiba sang guru memukul salah satu siswanya. Si siswa pun menunjukkan mimik tak terima dan sempat memukul meja. Oleh si guru, siswa diperintahkan untuk keluar ruangan.
Lamat-lamat terdengar, sang guru menyuruh siswanya untuk salat berjemaah. "Kon bada Sholat koh, Sholat ora angel mbok, (Disuruh salat kok, salat enggak sulit kan)," ucap sang guru, dalam tayangan video.
Baca Juga
Advertisement
Tak sampai di situ, usai menyuruh satu siswanya keluar, sang guru kembali memukul siswa lainnya yang juga tak beranjak dari kursinya.
Di sisi lain, meski adegan kekerasan guru pukul siswa sedang terjadi, ada pula siswa yang menanggapinya dengan santai. Ada yang terlihat tetap tersenyum dan tertawa, cekikikan.
Soal video ini, Kepala Seksi SMA dan SLB Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) yang juga Pelaksana Harian Kasi SMK BP2MK wilayah Banyumas, Yuniarso K Adi membenarkan bahwa video tersebut memang terjadi di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto.
Peristiwa guru pukul siswa SMK ini terjadi Senin siang kemarin. Tetapi, ia menegaskan bahwa masalah ini telah selesai Selasa siang (21/8/2018), dengan jalan mediasi atau non-litigasi.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jalan Damai
Orangtua tiga siswa yang sebelumnya memprotes dan hendak melaporkan ke kepolisian mengurungkan niatnya. Guru pun sudah meminta maaf lantaran bertindak berlebihan. Mereka bersepakat menyelesaikan dugaan kekerasan di dunia pendidikan ini dengan jalan damai.
Mediasi dilakukan oleh pengawas SMK BP2MK, Koramil, dan Polsek setempat. BP2MK Banyumas juga sudah memanggil kepala SMK dan guru tersebut.
"Kami tim sudah turun, kepala sekolah juga sudah diundang. Kedua belah pihak juga sudah dimediasi oleh Koramil dan Polsek," ucapnya kepada Liputan6.com, Selasa (21/8/2018).
Yuniarso menjelaskan, berdasar keterangan kedua belah pihak, saat itu, seorang guru PKN berinisial IT, menyidak kelas-kelas di SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto agar siswa turut salat berjemaah.
Didapati ada sejumlah siswa yang belum keluar dari kelas. IT pun mengajak siswa untuk salat.
Namun, berdasar keterangan sang guru, bukannya menuruti permintaan sang guru, ada siswa yang menurut IT menyepelekan ajakan mulia ini. IT pun naik pitam dan memukul siswa yang dianggap menyepelekan ini.
"Si anak-anak ini tak salat jemaah. Nah, gurunya ini reaksinya berlebihan. Tetapi karena niatnya baik, untuk peneguran itu, orangtua akhirnya juga mau menerima itu. Gurunya juga sudah meminta maaf karena bertindak berlebihan," Yuniarso menambahkan.
Terkait informasi adanya orangtua siswa yang tetap hendak membawa masalah ini ke jalur hukum, Yuniarso mengaku belum menerima laporannya. Menurut dia, pelaporan kepada kepolisian adalah hak tiap warga negara yang merasa dirugikan.
Meski begitu, ia tetap menyarankan agar persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan. Sebab, guru pun berniat baik untuk mengingatkan agar siswanya taat pada peraturan.
Advertisement