Jalanan Makkah Macet Total, Warga Jadi Ojek Dadakan

Seluruh jalanan di kota Makkah dipenuhi jemaah haji.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 22 Agu 2018, 11:30 WIB
Jalanan di Makkah nampak padat oleh jemaah haji yang akan melempar jumrah. (MCH Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Prosesi Wukuf di Arafah sebagai puncak dari rangkaian ibadah haji telah selesai saat Maghrib, pada Senin, 20 Agustus 2018. Jemaah haji pun secara serentak bergerak ke Muzdalifah lalu menuju Mina.

Pergerakan jemaah Indonesia dimulai usai salat ashar pada sekitar pukul 17.00 waktu Arab Saudi (WAS). Jemaah haji dari negara lain juga turut bergerak dari Arafah menuju Mina untuk melempar jumrah aqabah.

Tetapi, banyak di antara jemaah haji yang menyempatkan mengambil wajib haji, yaitu tawaf dan sai di Masjidil Haram terlebih dahulu. Haji yang menjalani pergerakan rukun ini disebut nafar tsani.

Bagi jemaah yang mengambil nafar tsani, kepadatan terasa di kota Makkah. Seluruh jalanan dipenuhi jemaah haji. Tim Media Center Haji (MCH) sempat merasakan kepadatan lalu lintas Kota Makkah.

Usai mabit di Muzdalifah, tim MCH berjalan kaki dari Masjidil Haram ke kawasan Sisyah yang berjarak sekitar 6 kilometer dengan berjalan kaki.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 


Angkutan Dadakan

Jalanan padat, warga Makkah sediakan jasa angkutan dadakan untuk jemaah haji. (dream.co.id)

Meski jalanan ditutup untuk kendaraan, warga Makkah memanfaatkan kondisi ini untuk mencari peruntungan. Mereka rata-rata menawarkan jasa mengantarkan jemaah menggunakan taksi dari mulut terowongan Mina sampai Masjidil Haram dengan upah sekitar 30-35 Riyal (setara Rp 116 ribu-136 ribu) per orang.

Sementara bila dari Masjidil Haram ke kawasan perkemahan Mina tanpa melalui terowongan, dipatok harga 100-250 Riyal (setara Rp 388 ribu-971 ribu) untuk lima penumpang.

Salah satu petugas haji, Dede mengaku sempat menggunakan layanan tersebut. Tetapi, dia akhirnya kecewa lantaran lalu lintas tetap tidak bisa bergerak.

"Percuma naik taksi, jalan enggak gerak, akhirnya kita turun di tengah perjalan. Hilang uang 250 Riyal," ujar Dede.

Selain taksi, para pemilik sepeda motor juga panen rezeki. Transportasi tersebut menjadi pilihan jemaah, apalagi mereka yang sudah terlanjur berjalan kaki.

Setiap penumpang dipatok tarif minimal 20 riyal (setara Rp 77 ribu) untuk jarak dua kilometer. Sementara jarak yang lebih jauh tergantung proses tawar menawar.

 

Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya