Asian Games 2018: Cara Atlet dan Ofisial Asing Rayakan Idul Adha di Indonesia

Asian Games 2018 digelar bersamaan dengan Idul Adha.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 22 Agu 2018, 12:45 WIB
Kaboutari Taher, pelatih rowing Iran merasakan Idul Adha saat Asian Games 2018. (Liputan6.com / Luthfie Febrianto)

Liputan6.com, Palembang - Asian Games 2018 bertepatan dengan momen Idul Adha, Rabu (22/8/2018). Ini membuat beberapa atlet dan ofisial dari negara-negara muslim harus merayakannya di Indonesia.

Salah satu yang merayakannya adalah pelatih tim rowing Iran, Kaboutari Taher. "Ini adalah kali pertama saya merayakannya di Indonesia," kata Taher ditemui di perkampungan atlet di area Jakabaring, Palembang.

Taher mengaku ia dan para atlet Iran tidak lupa melaksanakan solat Idul Adha. Namun padatnya jadwal pertandingan Asian Games 2018 membuatnya tidak solat di masjid di sekitar area perkampungan atlet.

"Kami melakukannya di venue," ujar Taher.

Lebih lanjut, Taher mengaku senang bisa merayakan Idul Adha di Indonesia. Menurutnya tidak ada perbedaan mencolok antara Idul Adha di Iran dengan di Indonesia. "Di Iran kami menyebutnya Idul Kurban," ujar Taher.

*Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga informasi terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini


Momen Berkumpul

Logo Asian Games 2018_Hari Olah Raga Nasional_(Bola.com/Arief Bagus)

Taher mengatakan di Iran hari raya Idul Adha adalah momen berkumpul dengan keluarga. Untuk itu, meskipun sedang jauh, ia pun menyempatkan diri untuk tetap berkomunikasi dengan keluarganya.

"Saya menelepon keluarga saya tadi pagi," ujar Taher.


Pergi ke Pantai

Mohamed Yaniiu sangat senang bisa merayakan Idul Adha meski sedang bertanding di Asian Games 2018. (Liputan6.com/ Luthfie Febrianto)

Lain Taher, lain pula cerita Mohamed Yanniu, atlet asal Maladewa. Menurutnya waktu Idul Adha adalah waktu berlibur. "Orang-orang biasanya pergi ke pantai setelah melaksanakan solat Idul Adha," ujarnya.

Lebih lanjut, Yanniu mengatakan, makanan tradisional di Maladewa berbeda dengan di Indonesia. "Saat Idul Adha kami memakan, Gharudhiya, Rihaakuru, Bondhi bai, Bambukeyo bai, dan Saagu. Itu semacam kari," ujarnya.

Yanniu juga mengatakan dirinya tidak melaksanakan solat Idul Adha lantaran tak ada informasi soal itu di perkampungan atlet. "Lagipula kami melakukannya kemarin," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya