Liputan6.com, Jakarta - Ribuan orang menyimak sajak-sajak Heru Mulyadi, yang dibacakan di acara “Pameran Seni Rupa Film Indonesia -- Dalam Rupa yang Tak Biasa,” di Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Karya artistik film dalam bentuk, set-properti, kostum dan lainnya, bagi alumni Akademi Seni Drama & Film (Asdrafi) Yogyakarta, jurusan penyutradaraan tahun 1982 ini, bukan sekedar produk pendukung visual sinema. Melainkan dapat menjadi literatur dan wacana sejarah budaya bangsa sebagai “teks budaya” atau “dokumen sosial.”
Selama bertahun-tahun secara dedikatif, Heru Mulyadi menyimpan berbagai karya fisik seni rupa film (Kostum dan Properti) kemudian menjadi koleksi rumah kreasi Gardu Seni, yang didirikannya. Hingga kini koleksi karyanya masih dimanfaatkan untuk mendukung sejumlah produksi film, sinetron, dan berbagai acara variety show di hampir semua stasiun televisi swasta dan TVRI.
Ribuan warga, khususnya warga RW 03, Kelurahan Makasar Jakarta Timur, digerakkan Heru Mulyadi untuk merealisasikan gagasannya, mengarak bendera sang saka merah putih sepanjang 1000 meter lebih. Melibatkan tak kurang dari 1000 pemuda penggiat budaya berpawai mengenakan berbagai kostum para pahlawan bangsa, yang mendapat sambutan antusias dari seluruh warga.
Baca Juga
Advertisement
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Dikagumi Yati Surachman
Acara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia ini, juga melibatkan para seniman, budayawan, artis film dan sinetron, tokoh masyarakat, serta para pejabat terkait, antara lain Lurah dan Camat Kelurahan Makasar Jakarta Timur.
Aktris senior Yati Surachman yang ikut mendukung acara ini, mengatakan, Heru Mulyadi termasuk seniman dedikatif menekuni bidangnya. Film kata Yati, adalah karya kolektif. Salah satu unsurnya adalah artistik; tata busana, tata rias, dan properti. Tiga unsur ini membentuk ruang dan waktu yang memperkuat visual; gambar (sinematografi).
“Elemen ini sama pentingnya dengan bidang saya sebagai aktris. Lebih seperempat abad Heru berkiprah secara konsisten di bidang ini. Kita perlu mengapresiasinya,” ujar Yati Surachman, artis yang baru saja kembali dari Korea Selatan, guna menghadiri Independence Movement International Film Festival.
Advertisement
Puluhan Kostum di Produksi Film
Kostum dan properti film yang diperagakan di acara “Pameran Seni Rupa Film Indonesia -- Dalam Rupa yang Tak Biasa” ini, merupakan karya Heru Mulyadi.
Kostum-kostum tersebut pernah digunakan dalam produksi film, antara lain, di film Kereta Api Terakhir, Roro Mendut, Jaka Sembung, Merebut Angan, Secangkir Kopi Pahit, sinetron Badai Pasti Berlalu, Sirkuit Kemelut, Borobudur, Ronggo Warsito, Lorong Waktu, Ali Topan, Zorro, Pedang Keadilan, Bende Mataram, Lucu Braja Sang Pendekar, Mahapatih Gajahmada, dan karya film lainnya.