23-8-1987: Bocah 15 Tahun Bajak Pesawat KLM dan Menuntut Uang Tebusan US$ 1 Juta

Pesawat milik maskapai Belanda, KLM Royal Dutch Airlines Penerbangan 343 dibajak pada 23 Agustus 1987. Pelakunya baru berusia 15 tahun.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 23 Agu 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi (AFP)

Liputan6.com, Roma - Pesawat milik maskapai Belanda, KLM Royal Dutch Airlines Penerbangan 343 dibajak pada 23 Agustus 1987. Pembajakan terjadi saat Boeing 737-306 baru saja terbang satu jam dari Amsterdam menuju Milan, Italia.

Kapal terbang yang membawa 91 penumpang dan 6 awak pesawat dipaksa mendarat di Bandara Leonardo da Vinci, Roma pada pukul 19.00. Pelaku mengaku membawa bom di tas bagasi miliknya, yang bisa diledakkan dengan pengendali yang ada di jam tangannya.

Ia menuntut tebusan sebesar US$ 1 juta dan meminta diterbangkan ke Kuwait, lalu berubah pikiran dan menyebut Amerika Serikat.

Yang mengejutkan dari aksi pembajakan itu adalah, pelakunya baru berusia 15 tahun. Masih 'bau kencur'.

Seperti dikutip dari Associated Press (AP), Rabu (22/8/2018), sebelum melakukan aksinya, remaja tanggung itu mengeluh sakit. Ia kemudian berjalan ke bagian depan pesawat, memasuki kokpit, saat kapal terbang itu melintas di atas Alpen.

Para awak kemudian mengumumkan melalui pengeras suara bahwa pesawat telah dibajak dan dialihkan ke Roma, di mana pesawat itu mendarat darurat.

Saat kapal terbang siap mendarat, pelaku dengan tenang menuju kursinya, mengenakan sabuk pengaman, dan mengencangkan ikatannya.

Usai pesawat mendarat, pelaku membolehkan sekitar 60 penumpang turun, sembari ia bernegosiasi dengan aparat.

Pelaku kemudian dibekuk polisi saat ia berhasil dibujuk keluar pesawat, dengan dalih akan diterbangkan dengan pesawat lain menuju New York.

Usai diperiksa, ia diketahui tak membawa senjata apalagi bom. Untungnya, tak ada satupun orang yang cedera dalam insiden tersebut. Baik pelaku maupun penumpang dalam kondisi selamat.

Stasiun televisi milik Italia, RAI mengidentifikasi pelaku pembajakan sebagai Adalgiso Scioni, pemuda 15 tahun asal Belanda keturunan Italia.

Namun, pemimpin KLM kala itu, Johan de Soet mengungkapkan nama pelaku adalah Zino Scioni. Pihak maskapai mengaku akan memulangkannya ke rumahnya di Sardinia.

De Soet mengatakan, pelaku meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan keluarganya sepekan sebelum kejadian. Ia pun minggat ke rumah kakek dan neneknya di Belanda.

Bos KLM itu menambahkan, pemuda tersebut punya riwayat gangguan kejiwaan, namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut.

Menurut polisi, pelaku diduga marah saat kakek dan neneknya mengembalikannya ke kedua orangtuanya di Sardinia.

"Bocah itu sama sekali tak berbahaya," kata seorang karyawan KLM di Roma.

Sejumlah penumpang pun berpikiran serupa. "Saya tak yakin dia membawa bom," kata Monica Bertani, perempuan 25 tahun asal Bologna. "Ia juga tak terlihat bisa meledakkan apapun dari jam tangannya. Remaja itu terlihat takut tapi juga tenang, bukan jenis seseorang yang bisa membajak pesawat."

Sementara, pebisnis asal Verona (49), Vito Russo berpendapat, para awak pesawat punya andil membuat semua orang tenang.

"Bahkan remaja itu terlihat tenang. Ia berada di kabin, namun terkadang ia keluar untuk bicara dan bercanda dengan para pramugari."

Media Italia mengabarkan, remaja itu meminta sebatang rokok dan roti tumpuk atau sandwich saat diinterogasi di bandara.

Ia juga dipertemukan dengan sang ibu, yang langsung terbang dari Sardinia saat mengetahui kabar bahwa putranya jadi pelaku pembajakan.

Pejabat maskapai menambahkan, sebagian besar penumpang pesawat adalah warga Belanda dan Italia. Kedubes AS di Italia mengonfirmasi, tak ada warga negaranya di dalam burung besi itu.

Karena bandara Milan sedang ditutup akibat kabut tebal yang menggantung, sejumlah penumpang memilih jalur darat untuk menuju ke kota itu.

Sementara, penumpang pesawat KLM lainnya diinapkan semalam di hotel.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

Saksikan video menarik terkait pesawat di bawah ini:


John Lennon Mengaku Melihat UFO

Ilustrasi UFO (iStock)

Sementara itu, pada 23 Agustus 1974, musisi John Lennon mengaku melihat UFO. Kala itu, anggota Beatless itu sedang bersama sekretaris sekaligus kekasihnya, May Pang di apartemennya di New York.

"Aku melihat sebuah benda dengan lampu yang berkedip-kedip di bagian bawahnya, dan satu lampu yang terus menyala di bagian atasnya," demikian pengakuan John Lennon, seperti dikutip dari BBC.

Rupanya, beberapa penyanyi ternama dunia ini tewas ditembak. Siapa saja mereka? (AP Files)

Benda itu konon melayang setinggi 30 meter di antara gedung-gedung yang menjulang.

Selain pembajakan yang dilakukan renaja 15 tahun dan pengakuan John Lennon bahwa ia menyaksikan UFO, sejumlah peristiwa bersejarah juga terjadi pada 23 Agustus.

Pada tahun 79 Masehi, Gunung Vesuvius mulai aktif, pada hari raya Vulcan, dewa api Romawi yang akhirnya akan memicu kehancuran kota Pompeii.

Sementara, pada 1960, kodok terbesar di dunia ditangkap di wilayah Equatorial Guinea atau Guinea Khatulistiwa. Beratnya mencapai 3,3 kilogram.

Dan, pada 23 Agustus, pesawat Airbus A320 milik maskapai Gulf Air celaka di Teluk Persia, dekat Manama, Bahrain. Sebanyak 143 orang meninggal dunia karenanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya