Liputan6.com, Jakarta Demam Asian Games 2018 yang sedang berlangsung sekarang juga menjangkiti seluruh anggota Paskibraka 2018. Mereka jadi berandai-andai bisa menjadi atlet yang ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia di Pesta Olahraga Asia ke-18 tersebut.
Paskibraka dari Lampung yang melenggang ke tingkat nasional, Rafika Sherli Anjeli, misalkan. Seandainya terlahir sebagai atlet Asian Games 2018, Rafika ingin menjajal cabang olahraga (cabor) panahan.
Siswi SMK Muhammadiyah 3 Metro, mengatakan, alasan memilih panahan karena cabor tersebut merupakan salah satu kegiatan yang disenangi Rasulullah SAW. Di sekolah pun, Rafika sempat ikut ekstrakulikuler panahan.
"Dulu ikut, karena fokus ke Paskibraka, panahan aku tinggalin," ujar Rafika kepada Diary Paskibraka.
Suka duka berlatih olahraga panahan pernah dia rasakan. Sukanya, gadis berjilbab ini jadi lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu. Sementara duka yang paling dia rasakan, harus menahan rasa sakit lantaran lengannya selalu kena jepretan busur.
"Kalau lagi narik kena busur, tanganku bisa sampai merah," kata Rafika.
Rafika berharap atlet panahan yang sedang bertanding di Asian Games 2018 bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia. Namun, jika ternyata tidak, Rafika berpesan untuk tidak merisak (bully) atlet tersebut.
"Tidak gampang menjadi atlet panahan. Harus menahan rasa sakit setiap kali latihan. Tidak hanya fisik, tapi tangan pun kerap menjadi korban 'keganasan' busur panahan," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Paskibraka 2018 Ingin jadi Atlet di Asian Games 2018
Sementara itu, dua orang Paskibraka 2018 yang lain, Nina Adiningtyas Sriwigati dan Ralian Septiandi ingin menjadi atlet Asian Games 2018 cabor lari 100 meter atau lompat jauh dan bulu tangkis.
Nina, asal Jawa Timur, adalah atlet lari dan lompat indah di Tuban. Sebelum menjadi anggota Paskibraka 2018 tingkat nasional, Bu Lurah Desa Bahagia ini pernah keluar sebagai juara 3 untuk olahraga lari, dan juga juara pertama.
"Itu pun hanya sekali," kata Nina sembari tertawa.
Meskipun sudah menjadi atlet, belum terpikir di benaknya untuk lebih serius menggeluti olahraga lari agar bisa bertanding di kejuaraan Asian Games tahun-tahun mendatang.
Menurut Nina, dia tidak punya bakat akan hal tersebut. Nina memilih lari lantaran mau melatih fisik saja. "Eh, ternyata pas ikut lomba jadi juara, bersyukur saja," katanya.
Begitu pun dengan Ralian, yang sudah dari sejak SMP mengikuti pertandingan badminton dan keluar sebagai juara.
Karena itu, sesampainya di Aceh nanti, Ralian akan mantengin televisi untuk menyaksikan pertandingan badminton yang selalu mendebarkan.
"Paling gregetan kalau nonton Jepang lawan Indonesia. Jepang itu orangnya lincah-lincah banget, gregetan pas nontonnya," kata Ralian.
Ralian sudah lama tidak berlatih badminton lagi. Semenjak terpilih mewakili Aceh di Paskibraka 2018 tingkat nasional, nyaris seluruh waktu yang dia punya tercurahkan untuk Paskibraka.
"Mau latihan lagi setelah pulang nanti," kata Siswa SMA N 1 Simpang Kiri ini.
Advertisement