Liputan6.com, Jakarta Angkat besi terbukti jadi cabor yang mengharumkan nama Indonesia di Asian Games 2018. Meski meleset, setidaknya ada emas yang disumbangkan dari lifter Indonesia. Atlet yang menyelamatkan wajah angkat besi Indonesia adalah Eko Yuli Irawan.
Satu sumbangan emas Asian Games 2018 dari Eko Yuli Irawan didapat saat berlaga pada angkat besi kelas 62 kg di JIExpo Kemayoran, Selasa (21/8/2018). Total angkatan Eko Yuli adalah 311 kg, unggul atas Vinh Trinh (299 kg) dan Ergashev (298 kg).
Baca Juga
Advertisement
Bagi Eko Yuli, ini adalah emas pertamanya di Asian Games. Pada Asian Games 2010 dan 2014, lifter berusia 29 tahun itu hanya bisa menyumbang medali perak. Ini juga jadi emas pertama angkat besi Indonesia di multiajang empat tahunan tersebut.
Bagi Eko Yuli, emas Asian Games 2018 adalah ajang pembuktian bahwa angkat besi adalah cabor yang harus mendapatkan perhatian besar dari pemerintah. Karenanya, ia pun mengharapkan dukungan konsisten dari pemerintah untuk ajang-ajang selanjutnya.
"Mudah-mudahan, apa yang kami butuhkan, semuanya bisa terpenuhi Kemenpora, mereka-mereka yang berada di ruangan. Kita tidak minta lebih kok. Hanya apa yang kami butuhkan. Gak bilang kita butuh uangnya sekian dan nanti kita yang mengatur, tidak," kata Eko Yuli saat dijumpai di JIExpo.
"Hanya yang untuk kami konsumsi, vitamin dan segala macem. Kasih barangnya yang sesuai yang diharapkan. Seperti vitamin, jangan yang dibutuhkan kelas nomor satu, tapi yang dikasih nomor empat, percuma," Eko Yuli menambahkan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Masalah Vitamin
Seperti bulu tangkis, angkat besi jadi cabor yang rutin menyumbang medali Olimpiade untuk Indonesia. Tradisi itu dimulai sejak Olimpiade 2000. Dan Eko Yuli sendiri sudah menyumbang dua perunggu dan satu perak Olimpiade.
Untuk Eko sendiri, ia sudah merangkai berbagai prestasi di banyak ajang. Selain Asian Games 2018, medali emas yang pernah disabet Eko Yuli adalah SEA Games (2007, 2009, 2011, 2013) dan Universiade (2011). Sedangkan di Kejuaraan Dunia, pencaoaian terbaiknya adalah perak edisi 2009 dan 2014.
"Kita yang butuh prioritas seperti vitamin, nutrisi, makanan. Apalagi usianya sudah tidak 20 tahun, sudah mau 30. Menjaga kestabilan di usia seperti itu tidak lagi sama, berbeda dengan yang masih junior," jelas Eko Yuli.
Advertisement