Liputan6.com, Jakarta Moda transportasi pendukung Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), tidak hanya kendaraan canggih saja. Puluhan becak juga diberdayakan sebagai alternatif kendaraan di seputaran Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
Para tukang becak setiap hari, sejak 18 Agustus 2018 lalu, sudah mangkal di kawasan Dekranasda Jakabaring, Palembang. Becak mereka pun dihiasi stiker dan poster Asian Games 2018 yang didominasi dengan warna putih. Biasanya para tukang becak sudah mulai menunggu di pangkalan dari pukul 07.00 - 16.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Menjadi moda transportasi alternatif di seputaran kawasan JSC Palembang ternyata tidak cukup sulit bagi mereka. Namun, para tukang becak terkendala masalah bahasa dengan para atlet asing yang akan menumpangi becaknya.
Susilo (36), tukang becak Asian Games 2018 ini, terpaksa sering menggunakan bahasa tubuh jika berkomunikasi dengan atlet asing.
“Saya tidak mengerti bahasa Inggris, jadi cuma pakai tangan saja isyaratnya. Paling mereka minta antar ke depan JSC Palembang,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (23/8/2018).
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Perlakuan Berbeda
Dalam satu hari ini, dia sudah membawa lima atlet dari rute Dekranasda Palembang menuju ke depan JSC Palembang. Namun, mereka hanya melayani atlet maupun official dan awak media yang mempunyai ID Asian Games 2018 resmi saja.
Qosri (40), warga Kelurahan 8 Ulu, Palembang, salah satu yang mendapat kesempatan untuk menjadi pengantar atlet Asian Games 2018. Dia merasakan perlakuan berbeda dibandingkan saat berkontribusi dalam ajang SEA Games 2011 lalu.
“Kalau SEA Games lalu, kami mangkal di dalam JSC Palembang, jadi bisa benar-benar melayani para atlet. Sekarang hanya di luar kawasan Asian Games, jadi agak sepi,” katanya.
Advertisement
Honor
Perbedaan lainnya, yaitu honor yang mereka terima. Di Asian Games 2018 ini, mereka hanya menerima upah Rp 200 ribu per hari. Sementara di SEA Games, mereka bisa mengantongi Rp 250 ribu per hari.
Namun di Asian Games ini, mereka hanya dapat jatah satu hari untuk menjadi kendaraan Asian Games. Keesokan harinya, harus bergantian dengan tukang becak lainnya.
“Ada 700 tukang becak di Palembang, tapi yang diajak hanya 50 orang saja. Jadi kami dapat jatah satu hari saja per orang. Becak Asian Games ini standby di beberapa lokasi, salah satunya di mal besar,” ujarnya.
Bantu Pemasukan
Menurut Usman (60), tukang becak Asian Games, dia sangat senang diajak berkontribusi dalam ajang besar di Palembang. Apalagi honornya sangat membantu menambah pemasukan.
“Kalau narik becak hari-hari, pendapatannya tidak tentu. Paling besar Rp 80 ribu, itu juga dipotong makan. Kalau sekarang kami dapat uang tambahan,” katanya. (Nefri Inge)
Advertisement