Harga Minyak Stabil di Tengah Perang Dagang AS-China

Beberapa pedagang menjaga kemungkinan penurunan tajam dalam harga minyak mentah AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Agu 2018, 06:16 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia stabil dipicu meningkatnya perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang membebani ekspektasi permintaan sehari setelah harga minyak melonjak seiring penarikan besar dalam persediaan minyak mentah AS.

Melansir laman Reuters, Jumat (24/8/2018), harga Minyak mentah Brent merosot 5 sen menjadi USD 74,73 per barel. Minyak mentah AS 3 sen lebih rendah menjadi USD 67,83 per barel.

Beberapa pedagang menjaga kemungkinan penurunan tajam dalam harga minyak mentah AS.

"Pasar sedang mencoba untuk menyeimbangkan kekhawatiran tentang penurunan pertumbuhan permintaan global dan berapa banyak pasokan minyak ekstra yang akan digunakan Saudi dan Rusia," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Dia mengatakan, harga menarik dukungan lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS yang dilaporkan pada hari Rabu oleh Energy Information Administration (EIA). "Ada gambaran fundamental yang lebih baik dari setahun lalu," katanya.

Sengketa perdagangan AS-Cina semakin mendalam, seiring diberlakukannya pengenaan tarif impor 25 persen senilai USD 16 miliar. Dua ekonomi terbesar dunia telah memberlakukan tarif impor dengan total senilai USD$ 100 miliar sejak awal Juli.

Bahkan Washington mengadakan dengar pendapat tentang usulan pengenaan bea masuk senilai USD 200 miliar terhadap produk impor Cina. Langkah ini dinilai akan membuat reaksi China.

"Perang dagang diperkirakan akan memangkas hingga 0,3-0,5 poin persentase pertumbuhan PDB riil China pada 2019," menurut Moody, seraya menambahkan ini juga memangkas 0,25 persentase poin dari proyeksi pertumbuhan PDB riil AS menjadi 2,3 persen pada 2019.

Sengketa ini telah menyebabkan para analis memangkas perkiraan untuk konsumsi energi, meskipun terjadi pengetatan di pasar.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 


Jokowi Akui Makin Sulit Prediksi Harga Minyak pada 2019

Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya, Pemerintah memperkirakan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) berada di level USD 70 per barel. Hal tersebut telah dicantumkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, harga minyak dunia semakin tidak bisa diprediksi, kondisi tersebut berdampak pada fluktuatsi harga minyak Indonesia.

"Pergerakan ICP, itu seiring dengan dinamika harga minyak mentah dunia yang semakin sulit diprediksi," kata Jokowi, dalam pidato nota keuangan RAPBN 2019, di Gedung DPR MPR, Jakarta, Kamis 16 Agustus 2018.

Meski demikian, pemerintah menetapkan ICP dalam RAPBN 2019, diperkirakan rata-rata USD 70 per barel.‎ Beberapa faktor yang diperkirakan memengaruhi harga minyak mentah dunia dan ICP adalah geopolitik global.

"Peningkatan permintaan seiring pemulihan ekonomi global, dan penggunaan energi alternatif," lanjut Jokowi.‎

Untuk produksi siap jual (lifting) minyak bumi pada 2019 diperkirakan mencapai rata-rata 750 ribu barel per hari, sementaralifting gas bumi diperkirakan rata-rata 1.250 juta barel setara minyak per hari.

"Perkiraan tingkat lifting tersebut, berdasarkan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan-lapangan migas yang ada, penambahan proyek yang akan segera beroperasi, serta rencana kegiatan produksi 2019," tandasnya.

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya