Liputan6.com, Jakarta - Samsung masih jadi jagoan untuk lini flagship smartphone di Indonesia. IT & Mobile Product Marketing Head Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant mengatakan, khusus pasar Indonesia flagship smartphone Samsung masih memegang market share di atas 70 persen.
Samsung pun optimis, kehadiran Galaxy Note 9 di Tanah Air bakal mendapat sambutan baik dari konsumen pecinta perangkat flagship di Indonesia.
Apalagi, menurut Samsung, Galaxy Note 9 habis terjual 2 kali lebih cepat dibandingkan pendahulunya, Galaxy Note 8 ketika masa pre-order.
IM Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, Jo Semidang mengatakan, selain lebih cepat habis, penjualan Galaxy Note 9 pun terjual lebih banyak dibandingkan Galaxy Note 8.
Baca Juga
Advertisement
"Kami tidak bisa bilang berapa banyak unit Galaxy Note 9 yang habis terjual selama masa pre-order. Namun dari data, Galaxy Note 9 terjual 1,5 kali lebih banyak dibanding Galaxy Note 8," kata Jo saat temui media usai peluncuran Galaxy Note 9 di Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Dia mengatakan, Samsung Indonesia mulai membuka pre-order pada 10-19 Agustus 2018 atau selama 10 hari. Sementara untuk Galaxy Note 8 pre-order dilakukan pada 8 September 2017.
Namun, menurut Denny, di antara kedua perangkat flagship ini, Galaxy Note 9-lah yang lebih cepat habis saat masa pre-order.\
"Produk ini dalam dua hari sudah sold out di beberapa channel penjualan. Kalau dirata-rata, kecepatan penjualan dua kali lebih cepat dibanding Galaxy Note 8. Artinya respon awal konsumen terhadap perangkat ini cukup bagus," tuturnya.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Percaya Diri Bersaing dengan Kompetitor
Samsung pun percaya diri, perangkat ini bakal lebih laris saat dijual perdana dalam Consumer Launch besok, 24 Agustus 2018.
Samsung juga tidak takut bersaing dengan brand Tiongkok yang menghadirkan perangkat lebih murah ke Indonesia.
"Kita tidak hanya fokus pada satu brand untuk bersaing, kompetitor inovasi itu bagus, konsumen diuntungkan dan itu juga memacu Samsung untuk berinovasi," tuturnya.
Samsung menyebut, kompetisi selalu ada tetapi perusahaan fokus memenuhi kebutuhan konsumen. "Memang ada benchmark dan riset (yang menyebut kompetitor berpotensi menyalip posisi Samsung), tetapi ada indikator penting lain yang tidak bisa dimungkiri, yaitu brand," kata Jo.
Advertisement
Punya Kekuatan Mengubah Persepsi Konsumen
Brand Samsung, menurut Jo masih dianggap memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi konsumen dalam memutuskan pemilihan produk.
"Samsung masih punya kekuatan untuk mengubah persepsi konsumen. Nah, Samsung ini masih strong selain itu hubungan dengan konsumen masih panjang karena bukan hanya saat pas beli tetapi selama konsumen menggunakan produk," ucapnya.
Samsung, menurut Jo, bukan hanya berjualan, tetapi juga memperhatikan after sales service. "Kalau perangkat rusak, datang ke service center, ganti spare part. Kami menjaga konsumen dari saat dia membeli, memakai produk, hingga saat mereka ingin upgrade ke perangkat lain. Jadi total experience pengguna, itu kami perhatikan," katanya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: