Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Australia, sebanyak 20 mahasiswa dari 14 universitas di Indonesia kembali berpartisipasi dalam program magang NTCA Indonesia Austalia Pastoral Program (NIAPP) 2018 di peternakan sapi Australia. Program yang diinisiasi sejak tahun 2012 tersebut merupakan hasil kerja sama antara Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Northern Territory Cattlemens Association (NTCA) Australia dan beberapa universitas di Indonesia.
Melansir dari www.ntca.org.au, pada Jumat (24/8/2018), program yang dilaksanakan sejak 1 Juli hingga 5 September tersebut akan memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman baru bagi para mahasiswa Indonesia. Mulai dari pelatihan penggembalaan intensif meliputi kesejahteraan dan penanganan hewan, juga belajar langsung di peternakan yang telah di sediakan oleh perusahaan dan keluarga di seluruh Australia Utara.
Advertisement
Harapannya, dengan adanya program ini dapat memberikan pembelajaran praktis, langsung, serta mengembangkan hubungan serta budaya antara industri sapi potong Indonesia dan Australia Utara.
Namun sebelum terjun langsung ke lapangan, keduapuluh mahasiswa tersebut mendapatkan dua pelatihan sekaligus. Pelatihan pertama yaitu pre-departure training yang dilaksanakan di Indonesia selama dua hari, sejak tanggal 23 Juni sampai 27 Juni 2018 di peternakan PT. Pasir Tengah Cianjur. Sedangkan pelatihan kedua yaitu departure training dilaksanakan selama dua minggu ketika sampai di Australia, tepatnya di Bohning Yards, Alice Springs.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Para peserta disebar ke sepuluh peternakan sapi di Australia Utara
Baca Juga
Selain itu, program tersebut juga tidak tanggung-tanggung menyediakan sepuluh peternakan sapi (station) sekaligus bagi para peserta agar memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang utuh. Kesepuluh station tersebut tersebar di Northern Territory, Western Australia dan Queensland, di mana di setiap station hanya dapat diisi oleh dua mahasiswa magang.
"Banyak hal baru yang saya pelajari di sini, seperti processing, mustering (mengumpulkan sapi) pakai heli muster ataupun motor, walking cattle (menggiring sapi) pakai kuda, loading cattle, sampai fencing (memperbaiki kawat pagar sekeliling paddock) agar sapi tidak lepas," ungkap Widya Febriyani, peserta asal Universitas Lampung.
Selain memberikan pengetahuan dan pengalaman baru, program yang berlangsung selama sepuluh minggu tersebut juga memberikan tanggung jawab baru kepada para peserta untuk lebih berkontribusi dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia.
"Saya sudah menyiapkan banyak cerita dan siap menebar manfaat serta ilmu yang saya dapatkan di sini untuk negara saya," terang Ismah Ulfiyah Azis, mahasiswi asal Universitas Hasanuddin. (Kiki Novilia)
Advertisement