Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengaku telah memiliki sejumlah langkah dalam mengendalikan inflasi agar berada di level 3,5 persen. Salah satunya adalah dengan mengendalikan volatile food atau inflasi harga pangan.
"Langkah pendeknya adalah melakukan volatile food atau inflasi harga pangan dengan menjaga posisi cadangan beras juga maupun pasokan komoditas pangan, daging, ayam ras maupun telur dan lain lain termasuk kerja sama antar daerah," kata Perry saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Perry menambahkan, untuk langkah panjangnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga telah fokuskan kepada 4K.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu antara lain melalui keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, maupun koordinsi dan komunikasi yang efektif.
"Itu adalah langkah-lngkah jangka panjangnya seperti itu. Dengan fokus sesuai arahan Pak Presiden (Joko Widodo) dengan dua hal penting adalah untuk memastikan ketersediaan pasokan, melalui optimalisasi sarana produksi pertanian maupun infrastruktur pasca panen maupun lain-lain, itu fokus dilakukan termasuk perdagangan antar daerah dan juga. Dan menjadi program TPIP dan TPID," ujar Perry.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menyebut akan terus mengendalikan inflasi pangan.
"Pasti kita akan kendalikan volatile food. Itu pasti. Jadi kita akan siapkan mencadangkan dan mempersiapkan untuk melakukan berbagai langkah oprasi pasar apabila diperlukan," kata Enggartiasto.
"Apabila tidak diperlukan kita berjalan saja tetapi begitu kondisinya mengharuskan berbagai langkah untuk oprasi dan penetrasi pasar maka kami siapkan," tambah dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Pemerintah Tetapkan Target Inflasi 3,5 Persen pada 2019
Sebelumnya, pemerintah berupaya menjaga inflasi pada rentang 3,5 persen plus minus 1 persen, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019. Dengan tujuan masyarakat tetap memiliki daya beli sehingga terjadi pertumbuhan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pada 2019, pemerintah akan berupaya menjaga inflasi pada rentang 3,5 persen Plus minus 1 persen. Dengan melakukan beberapa terobosan untuk meredam inflasi meningkat.
"Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif, pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga perlu dijaga, dan investasi serta ekspor perlu didorong untuk ditingkatkan," kata Jokowi pada penyampaian keterangan RAPBN 2019 di depan DPR di Jakarta, Kamis 16 Agustus 2018.
Jokowi mengungkapkan, terobosan untuk mengendalikan inflasi, di antaranya menjaga ketersediaan pasokan barang dan jasa, khususnya pangan, melalui peningkatan kapasitas produksinasional dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan.
"Di sisi lain, daya beli masyarakat terus dijaga dengan berbagai program perlindungan sosial, terutama untuk masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah," tambah dia.
Jokowi menuturkan, tingkat inflasi yang rendah tidak hanya mendorong perekonomian domestik menjadi lebih efisien berdaya saing, tetapi juga menjamin kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
"Pemerintah menyadari bahwa di tahun 2019 masih banyak faktor yang akan menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement